Jumat 21 Oct 2022 00:52 WIB

Danareksa Genjot Akserasi Air Bersih lewat Program IWF

Program IWF akan membantu menghadirkan 10 juta sambungan rumah.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (tengah) menghadiri penandatangan MoU Indonesia Water Fund antara PT Danareksa (Persero), Suez Recycling & Recovery Pacifik Pte Ltd, PT CITIC Envirotech Indonesia dan PT Moya Indonesia saat State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (18/10/2022). MoU tersebut merupakan langkah awal bentuk komitmen kerjasama pembiayaan proyek Indonesia Water Fund yang dilakukan oleh Danareksa bersama Strategic Partners dan Financial Investors bertujuan membantu akselerasi jutaan sambungan air bersih di Indonesia.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (tengah) menghadiri penandatangan MoU Indonesia Water Fund antara PT Danareksa (Persero), Suez Recycling & Recovery Pacifik Pte Ltd, PT CITIC Envirotech Indonesia dan PT Moya Indonesia saat State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (18/10/2022). MoU tersebut merupakan langkah awal bentuk komitmen kerjasama pembiayaan proyek Indonesia Water Fund yang dilakukan oleh Danareksa bersama Strategic Partners dan Financial Investors bertujuan membantu akselerasi jutaan sambungan air bersih di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan Indonesia Water Fund (IWF) merupakan bagian dari inisiatif strategis Holding BUMN Danareksa sebagai dukungan kepada pemerintah. Arisudono menyampaikan program IWF akan membantu menghadirkan 10 juta sambungan rumah (SR) baru sehingga akses air perpipaan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.

"Danareksa mengambil peran dalam menciptakan kemudahan akses air bersih bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui IWF yang telah diluncurkan di SOE International Conference di Nusa Dua, Bali," ujar Arisudono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga

Dalam agenda tersebut, Arisudono menyampaikan, perusahaan bersama tiga mitra strategis dan dua financial investor telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU untuk pembentukan dan investasi infrastruktur air bersih. Kerja sama yang disaksikan Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo ini ditandatangani oleh tiga mitra strategis yakni Managing Director of Suez Recycling & Recovery Pacific Pte Ltd, Farchad Kaviani Dehkordi, Director PT Moya Indonesia, Mohamad Selim, dan Chairman & CEO of PT CITIC Envirotech Indonesia Ngow Gwo Liang, Jeremey.

"Ketiganya akan melakukan pengelolaan aktif atas IWF bersama-sama dengan Danareksa, terutama terkait aspek teknis," ucap Arisudono.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan IWF hadir untuk mengakselerasi penyediaan infrastruktur air bersih yang merata di Indonesia. Kartika menilai saat ini masih adanya ketimpangan harga air bersih antardaerah disebabkan infrastruktur air bersih yang belum merata. Menurut Kartika, hal ini sejalan dengan peta SDG Indonesia 2030 yang mana pemerintah menargetkan 100 persen penduduk memiliki akses terhadap sumber air minum layak.

"Kami harap IWF dapat menyelesaikan masalah besar terkait air bersih, menutup gap kebutuhan sambungan rumah di Indonesia yang turut berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," kata Kartika.

Direktur Investasi Danareksa Chris Soemijantoro mengatakan Financial Investors diwakili Direktur Utama PT Taspen (Persero), ANS Kosasih dan Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Michael Ridwan akan berinvestasi pada IWF dengan Danareksa dan Strategic Partners selaku pengelola aktif, apabila platform IWF memenuhi kriteria layak investasi sesuai dengan kebijakan masing-masing pihak.

Selain itu, Chris sampaikan, ketiga anggota Holding Danareksa seperti Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, dan PT Nindya Karya, juga akan terlibat dalam pembentukan dan pengelolaan IWF.

Chris mengatakan IWF memiliki tiga pilar utama yakni Akses, Investasi, dan Replikasi (AIR). Chris menyebut IWF menawarkan pendekatan investasi khusus penyediaan akses air bersih yang tidak hanya memiliki manfaat berkelanjutan yang terintegrasi dari hulu ke hilir, melainkan juga dapat dijalankan untuk pembiayaan proyek SPAM baru atau juga untuk mengoptimalkan proyek SPAM yang telah berjalan.

"Investasi ini akan dilakukan melalui sinergi investasi BUMN, swasta maupun asing, dengan skema yang mudah untuk direplikasi di seluruh Indonesia," kata Chris.

Chris berharap skema investasi dan replikasi ini dapat mendorong minat investor untuk berkontribusi dalam sebuah investasi yang memberikan manfaat berkelanjutan dan mengakselerasi penyediaan infrastruktur air bersih yang merata untuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement