Selasa 18 Oct 2022 17:24 WIB

Krakatau Steel Jajaki Pengembangan EBT dengan Pertamina dan Perusahaan Spanyol

PSB pengembangan EBT akan dimulai November tahun ini.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Dirut PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (PT KS) Silmy Karim mengatakan penandatanganan PSB ini merupakan tahap awal penjajakan terkait potensi produksi blue & green hydrogen untuk kawasan industri, penyediaan energi bersih dan potensi kerja sama lainnya yang dapat melibatkan Krakatau Steel dan grup.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Dirut PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (PT KS) Silmy Karim mengatakan penandatanganan PSB ini merupakan tahap awal penjajakan terkait potensi produksi blue & green hydrogen untuk kawasan industri, penyediaan energi bersih dan potensi kerja sama lainnya yang dapat melibatkan Krakatau Steel dan grup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan PT Pertamina Power Indonesia dan IGNIS Energy Holdings melakukan penandatanganan Perjanjian Studi Bersama (PSB) pengembangan Blue & Green Hydrogen dan Energi Baru & Terbarukan (EBT) di wilayah Industri Krakatau Steel dalam acara SOE International Conference G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022). Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dengan Chief Executive Officer (CEO) PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro dan Chief Executive Officer IGNIS Energy Holdings Antonio Sieira Mucientes, serta disaksikan Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury serta Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Salyadi Dariah Saputra.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan penandatanganan PSB ini merupakan tahap awal penjajakan terkait potensi produksi blue & green hydrogen untuk kawasan industri, penyediaan energi bersih dan potensi kerja sama lainnya yang dapat melibatkan Krakatau Steel dan grup. "Feasibility Study akan dilakukan setelah terbentuknya tim gabungan PSB dan kami pun akan segera menyusun roadmap pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel," ujar Silmy.

Baca Juga

Silmy menjelaskan PSB ini akan dimulai pada November 2022 dengan target penyelesaian studi selama empat bulan. Untuk selanjutnya, ucap Silmy, hal ini dapat dengan menyeluruh menginisiasi potensi pengembangan usaha bersama Krakatau Steel dan Group.

"Dengan pihak-pihak yang memang ahli di bidangnya, saya yakin pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel akan menjadi sebuah nilai tambah bagi Krakatau Steel dan grup yang mengusung pengembangan Green Steel maupun Green Industrial Port untuk ke depannya," kata Silmy.

PT Pertamina Power Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki bidang usaha terkait investasi dan proyek-proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baik di dalam maupun di luar negeri. CEO PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro mengatakan perusahaan dan Krakatau Steel bekerja sama dengan IGNIS Energy Holdings yang merupakan perusahaan asal Spanyol yang bergerak di bidang pembangunan, konstruksi, dan pengoperasian pabrik EBT dan proyek Power-to-X di seluruh dunia.

"Ketiga entitas akan bersama-sama melakukan penyusunan pre-feasibility study atau feasibility study untuk membangun blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS," ucap Dannif.

Dannif menilai pengembangan blue dan green hydrogen plant tersebut diperkirakan akan memproduksi listrik hingga 500 MWp hingga 1,5 GWp dengan potensi penyimpanan CO2 sebesar 61 juta metrik ton. Dannif mengaku antusias untuk bekerja sama dengan Krakatau Steel mengkaji pengembangan green industrial port melalui penyediaan energi terbarukan. Ada beberapa potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, antara lain wind power, PLTS, serta hidrogen bersih.

"Kami juga menyambut baik kolaborasi dengan IGNIS dalam pengembangannya. Kami berharap dari studi bersama ini akan berlanjut dengan tahapan-tahapan yang lebih konkret," kata Dannif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement