REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Menteri BUMN Erick Thohir mengupayakan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol melalui skema pendanaan dari investor strategis, bukan dari utang, layak diapresiasi. Head of Research Jarvis Asset Management, Andri Ngaserin, menilai kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir yang melakukan pembangunan infrastruktur melalui skema pendanaan dari investor strategis, merupakan langkah yang baik dan patut diapresiasi.
Menurut Andri, dengan adanya investor baru yang masuk dan berinvestasi di jalan tol, akan menciptakan diversifikasi pendanaan pembangunan infrastruktur. Sehingga nantinya pembangunan infrastruktur jalan tol tidak hanya mengandalkan dari APBN.
Manfaat lainnya yang bisa didapatkan jika menghadirkan investor strategis adalah menciptakan Good Corporate Governance (GCG) yang lebih baik di proyek strategis Nasional. Langkah Menteri Erick untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol melalui skema pendanaan dengan mendatangkan investor strategis merupakan langkah rasional.
"Menggandeng investor strategis selain mengurangi ketergantungan pembangunan infrastruktur dari APBN, juga mengurangi risiko Pemerintah dan menciptakan Good Corporate Governance (GCG) yang lebih baik di proyek strategis Nasional," ujar Andri dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Kini Pemerintah melalui Kementerian BUMN tengah menawarkan proyek pembangunan infrastruktur kepada investor strategis. Melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF), Kementerian BUMN mencari mitra strategis yang mau membiayai pembangunan infrastruktur nasional dengan sumber pendanaan nonAPBN.
Salah satu ruas tol yang akan ditawarkan ke investor adalah ruas tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang. PT Waskita Karya Tbk melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) dan Indonesia Investment Authority (INA) sudah resmi menawarkan proyek infrastruktur ke investor.