REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bio Farma, negara OKI dan Universitas Padjadjaran (Unpad) berkolaborasi mengembangkan laboratorium Sentral untuk penelitian vaksin yang diresmikan di Kampus Jatinangor, Senin (19/9/2022).
Menurut Direktur Operasi PT Biofarma M Rahman Roestan, hadirnya laboratorium Sentral Unpad merupakan bagian program yang dikembangkan ketika tahun 2017 digelar pertemuan Kemenkes negara-negara OKI di Jeddah. Dalam pertemuan tersebut, mempercayakan Indonesia sebagai center of excelent OIC untuk vaksin dan bioteknologi produk.
Menurutnya, pada 2018 center of excelent OIC sekretariatnya di launching sekretariatnya di Indonesia dalam hal ini Kemenkes. "Nah, ini harus dikembangkan oleh Indonesia sehingga harus diperkuat jejaring globalnya. Salah satunya dengan laboratorium sentral Unpad dan ini sangat berarti untuk pengembangan kerja sama riset dan pengembangan agar nanti vaksin-vaksin dan produk bioteknologi yang dibutuhkan negara OKI itu bisa kita siapkan," ujar Rahman di sela-sela acara peresmian Laboratorium di Kampus Unpad, Jatinangor Sumedang, Senin (19/9/2022).
Rahman mengatakan, hadirnya laboratorium ini menjadi kolaborasi yang baik antara akademisi dan pemerintahan. "Kita jadikan suatu kontribusi negara untuk dunia," katanya.
Untuk saat ini, kata dia, negara yang dilibatkan baru Pakistan dan Mesir. Ke depan 57 anggota OKI diharapkan bisa sama-sama berdiskusi untuk pengembangan riset.
"Karena banyak potensi peneliti di negara Islam yang dapat dikolaborasikan untuk sama-sama meriset," tegasnya.
Rahman menjelaskan, negara OKI terdiri dari 57 negara. Di antaranya sepuluh negara memiliki pabrik vaksin. Namun hanya dua negara yang sudah diakui badan kesehatan dunia yaitu Senegal dam Indonesia.
"Senegal sendiri sudah ada satu vaksin yang diakui yaitu vaksin untuk yellow fever sedangkan Indonesia sudah 14 vaksin, " katanya.
Di tempat yang sama, Rektor Unpad Prof Rina Indiastuti mengatakan, laboratorium central ini merupakan pengembangan iptek bidang kesehatan secara interdisiplin. "Kalau mau mengembangkan interdisiplin, di sini tempatnya. Ini insyaallah (peralatannya) bisa meneliti banyak hal tentang problem kesehatan," katanya.
Menurut Rina, pihaknya bekerja sama dengan Biofarma dalam pemanfaatan laboratorium tersebut dalam mengembangkan formula dan prototype vaksin. "Ingat yang membuat vaksin itu dengan industri. Kami prototipe tapi nanti mitranya sama industri. Ini pekerjaan besar, dengan demikian harus akurat dan hati-hati dan tidak berhenti di sini," katanya.