REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen terus meningkatkan layanan penyaluran pupuk bersubsidi yang ditandai dengan Go Live Single Responsibility. Melalui program ini, diharapkan pelayanan kepada pelanggan, khususnya petani penerima pupuk bersubsidi akan dapat terus ditingkatkan, dan penyaluran serta distribusi pupuk bersubsidi maupun produk perusahaan lainnya dapat menjadi semakin baik.
Program ini akan meningkatkan harmonisasi pengelolaan Public Service Obligation (PSO), yaitu penugasan penyaluran pupuk bersubsidi, anggota holding Pupuk Indonesia grup. Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan program Single Responsibility merupakan salah satu langkah strategis perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja dan optimalisasi fungsi Pemasaran PSO dengan meningkatkan layanan penyaluran atau pendistribusian pupuk bersubsidi.
"Harmonisasi pengelolaan PSO melalui program Single Responsibility pengelolaan PSO, sebagai salah satu langkah strategis perusahaan, dalam rangka meningkatkan kinerja dan optimalisasi fungsi pemasaran PSO selain langkah strategis lainnya seperti rayonisasi wilayah PSO, harmonisasi produk non-subsidi, pengadaan bersama, dan komersialisasi aset," demikian ungkap Bakir dalam acara peluncuran program Single Responsibility di Yogyakarta, Senin (5/9/2022).
Bakir mengungkapkan program Single Responsibility merupakan respons cepat Pupuk Indonesia Grup atas diterbitkannya aturan baru mengenai pupuk bersubsidi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022. Menurut Bakir, program Single Responsibility memiliki beberapa tujuan seperti mengoptimalkan mekanismen penyaluran pupuk bersubsidi menjadi lebih fleksibel dan dinamis lantaran perubahan rayonisasi dapat dilakukan kapan saja tanpa menggangu aktivitas penyaluran penjualan wilayah.
Program ini juga untuk mengembangkan kompetensi tenaga pemasaran khususnya Account Executive (AE) dan Assistant Account Executive (AAE) di lapangan. Dengan demikian keterampilan tenaga pemasaran di lapangan dalam melayani pelanggan semakin meningkat.
"Tenaga pemasar yang tadinya mengelola produk dari satu anak perusahaan akan mampu mengelola semua produk di suatu wilayah sehingga kompetensinya meningkat lebih komprehensif," jelasnya.
Program Single Responsibility juga meningkatkan budaya kinerja tenaga pemasaran agar lebih efektif. Jadi, siapa pun tenaga pemasar yang ada di suatu wilayah harus menangani seluruh produk.
Namun Bakir mengungkapkan langkah strategis Single Responsibility Pengelolaan PSO tersebut harus diikuti juga dengan langkah-langkah antisipatif yang efektif dan efisien. Tujuannya agar pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi tidak terganggu dan berjalan dengan lancar.
Untuk itu, Pupuk Indonesia juga terus melakukan transformasi dan digitalisasi di bidang pemasaran dan pengendalian dan monitoring penyaluran pupuk bersubsidi melalui Integrasi Aplikasi DIMAS, REKAN, MARKISA, dan WCM. "Mudah-mudahan dengan launching program Single Responsibility Pengelolaan PSO ini, program sentralisasi dan Single Responsibility Pengelolaan PSO dapat terlaksana dengan lancar dan diiringi langkah-langkah nyata dalam bentuk milestone-milestone yang tajam dan terukur," ungkap Bakir.