Jumat 26 Aug 2022 16:36 WIB

Bahan Pokok Naik, Wapres: Operasi Pasar dan Bansos Diperbesar

Pemerintah sedang menyiapkan berbagai langkah dalam mengatasi dampak kenaikan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Presiden Maruf Amin saat  menyampaikan keterangan pers usai penanaman kecambah kelapa sawit di Pondok Pesantren Teknologi Riau, Kampar, Kamis (25/8).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin saat menyampaikan keterangan pers usai penanaman kecambah kelapa sawit di Pondok Pesantren Teknologi Riau, Kampar, Kamis (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID,KAMPAR--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah sedang menyiapkan berbagai langkah dalam mengatasi dampak kenaikan berbagai bahan pokok. Ini disampaikan Wapres Ma'ruf menyusul kenaikan harga bahan pokok seperti telor, daging dan kebutuhan pangan lainnya.

"Karena itu Pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkahnya ya, tetapi pasti dampak (krisis global) itu pasti akan ada, tapi tidak terlalu parah sepertinya," kata Ma'ruf di sela kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Teknologi Riau, Kampar, Riau, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga

Ma'ruf juga mengakui kenaikan harga bahan pokok saat ini dipicu sejumlah hal, termasuk krisis global. Namun demikian, dia berharap kenaikan ini bersifat sementara.

"Karena memang dampak ini pasti ada, karena itu mudah-mudahan kenaikan itu sifatnya sementara saja, temporary saja. Mudah-mudahan," ujarnya.

Ma'ruf menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah hal mulai dari operasi pasar, hingga memperbanyak jaringan pengaman melalui bantuan sosial (Bansos). Dia pun berharap, melalui berbagai langkah tersebut kenaikan harga bahan pokok ini bisa diatasi dan tidak memberatkan masyarakat.

"Kita mudah-mudahan dengan kekuatan kita, kita pemerintah sudah menyiapkan diri untuk terus bansos digulirkan, kemudian tentu operasi pasar juga disiapkan. Bansos kita akan terus diperbesar ya di dalam rangka menghadapi dampak krisis global tersebut," ujar Wapres Ma'ruf.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga tidak menampik krisis global telah berdampak ke semua negara, termasuk Indonesia. Karena itu, pemerintah Indonesia saat ini juga sedang mengantisipasi hal tersebut.

Namun demikian, Ma'ruf optimistis dengan situasi ekonomi yang masih cukup baik mampu menghadapi krisis. Ini ditopang pertumbuhan ekonomi di kuartal 2 yakni 5,44 persen, kemudian inflasi lebih rendah dibandingkan negara lain, serta perdagangan ekspor masuk kategori surplus.

"Kemudian, perdagangan ekspor kita surplus. Ini fundamental kita cukup kuat untuk menghadapi (krisis) dibanding negara lain," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement