Kamis 25 Aug 2022 18:55 WIB

BSI Sebut Right Issue untuk Modal Pembiayaan

BSI akan melakukan right issue dengan size sekitar enam miliar lembar saham.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi (tengah) bersama jajaran direksi lainnya saat paparan kinerja kuartal II di Jakarta, Kamis (25/8/2022).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi (tengah) bersama jajaran direksi lainnya saat paparan kinerja kuartal II di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyampaikan tujuan right issue yang akan dilakukan pada kuartal IV 2022. Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menyampaikan right issue akan dilakukan untuk penambahan modal dalam mendukung pembiayaan.

"Sesuai dengan keterbukaan informasi yang telah kami sampaikan, BSI akan melakukan right issue dengan size sekitar enam miliar lembar saham, dengan nilai sekitar Rp 5 triliun, ini akan digunakan murni untuk support pembiayaan BSI," katanya dalam Paparan Kinerja BSI Kuartal II 2022, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga

Cahyo mengatakan, BSI mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 191,29 triliun, tumbuh 18,55 persen (yoy) per kuartal II 2022. Pertumbuhan ini harus didukung dengan permodalan yang kuat.

Menurutnya, saat merger tahun lalu tidak terjadi penambahan modal. Sehingga saat ini diperhitungan sebagai waktu yang tepat untuk menambah modal.

Direktur Retail Banking BSI, Ngatari mengatakan, pertumbuhan pembiayaan ditopang oleh pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66 persen, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen, pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen, dan gadai emas tumbuh 20,07 persen.

 Per Juni 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 50,05 triliun atau 26 persen dari total pembiayaan BSI. NPF net tercatat sebesar 0,74 persen dan gross sebesar 2,78 persen. Adapun cash coverage BSI untuk pencadangan meningkat signifikan menjadi 157,93 persen.

Sementara itu, BSI terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen. Aset tercatat sebesar 12,46 persen (yoy) menjadi Rp 277,34 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement