Selasa 23 Aug 2022 17:57 WIB

Anak Usaha Bakrie and Brothers Luncurkan Bus Lisrik untuk Angkutan Publik di Bandung Raya

Bus listrik yang diluncurkan adalah BYD ukuran medium bertipe C6.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
(Dari kiri ke kanan) Komisaris Utama PT Jasa Sarana Antonius Harso W, Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono, dan Direktur Utama PT Jasa Sarana Indrawan Sumantri, berbincang usai kick-off kerja sama antara VKTR dan PT Jasa Sarana, di Bandung, Selasa (23/8/2022). VKTR berencana menyediakan bus listrik BYD ukuran medium tipe C6 yang sesuai dengan lebar kondisi jalan, sebagai kendaraan angkutan publik untuk mendukung sistem transportasi bus rapid transit (BRT) di wilayah Bandung Raya.
Foto: Dok Bakrie & Brothers
(Dari kiri ke kanan) Komisaris Utama PT Jasa Sarana Antonius Harso W, Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono, dan Direktur Utama PT Jasa Sarana Indrawan Sumantri, berbincang usai kick-off kerja sama antara VKTR dan PT Jasa Sarana, di Bandung, Selasa (23/8/2022). VKTR berencana menyediakan bus listrik BYD ukuran medium tipe C6 yang sesuai dengan lebar kondisi jalan, sebagai kendaraan angkutan publik untuk mendukung sistem transportasi bus rapid transit (BRT) di wilayah Bandung Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk yakni PT VKTR Teknologi Mobilitas yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika berencana menyediakan bus listrik BYD ukuran medium bertipe C6. Bus tersebut dapat digunakan sebagai kendaraan angkutan publik dalam sistem transportasi bus rapid transit (BRT) di wilayah Bandung Raya. 

“Alhamdulillah, VKTR turut berada di garda depan untuk mendukung dan menjadi bagian dari langkah besar Pemprov Jawa Barat dalam proyek pengembangan BRT, khususnya untuk elektrifikasi transportasi umum di Bandung Raya,” kata Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono dalam acara kick-off kerja sama antara VKTR dan PT Jasa Sarana, di Bandung, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Gilarsi menjelaskan tipe tersebut dipilih terutama untuk mencocokkan ukuran bus dengan kondisi lebar jalan rata-rata di wilayah tersebut. Menurut Gilarsi, bus BYD tipe C6 sesuai dengan kondisi jalan di sebagian besar wilayah Bandung Raya karena memiliki dimensi berukuran panjang 7,403 mm. lebar 2,100 mm, dan tinggi 2,926 mm. 

“Dengan dimensi tersebut, bus ini memiliki konfigurasi 26 fixed seat terdiri dari 25 kursi penumpang dan satu kursi sopir,” ujar Gilarsi. 

Dalam sisi performa, Gilarsi mengatakan bus listrik medium tersebut dibekali dengan mesin motor listrik tipe AC Synchronous yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 180 kW dan torsi maksimum sebesar 1.500 Nm. Mesin tersebut didukung dengan baterai tipe iron-phosphate berkapasitas 135 kWh. 

“Untuk mengisi daya baterai tersebut hingga penuh, membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam dengan catatan baterai diisi dengan charging power yang memiliki output 40 kW,” ujar Gilarsi.

Gilarsi mengatakan bus berbobot kurang lebih 9,5 ton tersebut mampu mengangkut beban sebesar 6,8 ton. Dengan kecepatan maksimum 100 km per jam, bus tersebut sesuai dengan medan jalan di Bandung Raya yang penuh kelok dan berbukit.

Gilarsi menambahkan, acara kick-off di Bandung  merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama antara VKTR dan PT Jasa Sarana dalam melaksanakan program elektrifikasi bus dan kendaraan lainnya sebagai sarana transportasi publik. Bus listrik tersebut rencananya akan beroperasi di wilayah Bandung Raya, yang mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan sebagian Kabupaten Sumedang.

“Kerja sama ini nantinya termasuk penyelenggaraan studi kelayakan, pengumpulan data, pengadaan sarana bus listrik, dan infrastruktur kelistrikan yang terkait dengan elektrifikasi bus, dan potensi lainnya yang dapat disinergikan dan dikerjasamakan,” jelas Gilarsi.

Gilarsi menambahkan, populasi lalu lintas di Bandung Raya telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga mengakibatkan masalah seperti kemacetan dan emisi karbon yang tinggi. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui PT Jasa Sarana, berinisiatif untuk mengembangkan BRT di Bandung Raya. 

Rencananya, GIlarsi mengatakan BRT tersebut akan dioperasikan melalui 12 rute dengan jumlah armada bus sebanyak lebih dari 260 unit. Sebagaian besar di antaranya adalah bus listrik ukuran sedang (medium).

Gilarsi juga menyinggung tentang potensi elektrifikasi transportasi yang bisa digarap di Bandung Raya. Berdasarkan data, saat ini moda transportasi paling banyak di Bandung Raya adalah angkot (angkutan kota), yang jumlahnya mencapai 95 persen dari keseluruhan moda transportasi umum. 

“Ini merupakan peluang besar bagi kedua pihak untuk bekerjasama melakukan repowering atau mengubah angkot bermesin bensin ini menjadi angkot listrik. Dengan begitu, armada lama tidak terbuang sekaligus cita-cita pengurangan emisi karbon juga tercapai,” tutur Gilarsi.

Direktur Utama PT Jasa Sarana Indrawan Sumantri mengatakan, tahun lalu sejak ditunjuk oleh Gubernur Jawa Barat untuk melaksanakan proyek BRT tersebut, pihaknya terus menerus melakukan studi dan peluang kerja sama dengan banyak pihak. Studi banding dan eksplorasi kerja sama telah dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk mewujudkan BRT Bandung Raya ini. 

“Elektrifikasi transportasi BRT di wilayah Bandung Raya diharapkan dapat menurunkan emisi karbon secara signifikan, dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, untuk kemudian beralih dari transportasi kendaraan pribadi ke moda transportasi umum,” tutur Indrawan. 

Indrawan menilai kerja sama tersebut merupakan peluang kolaborasi yang sarat potensi positif. Khususnya untuk menunjang ketercapaian sasaran pemerintah pusat, daerah, dan kabupaten kota sehingga pelestarian lingkungan dapat terjaga optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement