Selasa 23 Aug 2022 13:38 WIB

OJK: 76 Juta Pelajar Sudah Punya Rekening dengan Nilai Rp 27 Triliun

Pembukaan rekening melalui ponsel aman selama perbankan digital terdaftar di OJK.

Ilustrasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, sebanyak 76 juta pelajar di Indonesia telah memiliki rekening di bank.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, sebanyak 76 juta pelajar di Indonesia telah memiliki rekening di bank.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Program Kreasimuda Indonesia untuk mendorong agar setiap pelajar berusia di bawah 18 tahun memiliki setidaknya satu rekening tabungan di bank. Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan, sebanyak 76 juta pelajar di Indonesia telah memiliki rekening di bank. 

"Saat ini sekitar 76 persen dari pelajar sudah memiliki rekening atau sudah sekitar 76 juta pelajar memiliki rekening dengan nilai Rp 27 triliun," katanya dalam webinar Puncak Kejar Prestasi Generasi Muda (Kreasimuda) yang dipantau di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, dengan perkembangan berbagai produk yang memberikan janji tidak benar, pelajar juga perlu dibekali ilmu memperdalam pilihan produk keuangan yang dapat digunakan. "Produk yang seringkali memberikan janji yang menyesatkan dapat menimbulkan masalah ke depan. Cara yang paling baik menangkalnya adalah memperdalam pengetahuan terkait pilihan yang ada, bukan menutup diri," kata Mahendra.

Meskipun nantinya produk-produk yang tidak sesuai standar hukum akan ditindak oleh aparat, menurutnya, pelajar sebagai konsumen yang menabung juga perlu memiliki pengetahuan sebagai garis utama pertahanan. "Ini juga yang ingin kita lakukan, sehingga semakin banyak yang mengerti bagaimana menabung dengan aman dan betul-betul berkontribusi bagi tambahan dana yang bisa dialokasikan lebih lanjut bagi pembangunan," ujar Mahendra.

Dalam webinar, Mahendra menyebutkan, pembukaan rekening tabungan melalui ponsel aman dilakukan selama perbankan digital yang menawarkan jasa tabungan telah terdaftar resmi di OJK. "Kalau mereka ada logo OJK dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang bisa diperiksa di situsnya, itu aman. Kita harus tetap kritis karena barangkali jumlah penyelenggara yang aman dan tidak aman ini sama banyaknya," ucapnya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir dalam perhelatan tersebut mengatakan, kegiatan yang melibatkan pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi tersebut dilakukan untuk meningkatkan inklusi keuangan pelajar. "Kegiatan inklusi finansial ini penting melibatkan pelajar karena kalau melibatkan pelajar berarti orang tuanya ikut terlibat sebagai pemberi uang saku anak," kata Airlangga.

Ke depan, ia mengatakan akan meningkatkan inklusi keuangan pelajar dengan mendorong pelajar memiliki rekening tabungan yang dapat menambah daya tahan perekonomian. Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan, tingkat inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 76,19 persen pada 2019 dan akan terus ditingkatkan.

"Kita lihat data OJK, tabungan masyarakat meningkat setiap tahun selama COVID-19 antara sekitar 10 persen. Ini kekuatan yang menambah likuiditas perbankan," kata Airlangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement