Selasa 16 Aug 2022 14:10 WIB

NFA Gandeng Sarinah, Hippindo, dan Surplus Tekan Limbah Makanan

Food loss and waste merugikan secara ekonomi Rp 213 triliun-Rp 551 triliun per tahun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung menunggu pesanan kopi saat pembukaan kembali pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Senin (21/3/2022). Badan Pangan Nasional (NFA) Memorandum of Understanding (MoU) Sarinah Bebas Food Waste, Senin (15/8/2022), di Sarinah Building, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung menunggu pesanan kopi saat pembukaan kembali pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Senin (21/3/2022). Badan Pangan Nasional (NFA) Memorandum of Understanding (MoU) Sarinah Bebas Food Waste, Senin (15/8/2022), di Sarinah Building, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Secara global, sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya. Berdasarkan data The Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi, usai Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Sarinah Bebas Food Waste, Senin (15/8/2022), di Sarinah Building, Jakarta.

Baca Juga

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Indonesia Ritel Summit 2022 yang digelar Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dalam rangka hari Ritel Modern Indonesia (Harmoni).

Arief mengatakan, menurut kajian Bappenas, Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia pada tahun 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton per tahun, atau setara dengan 115–184 per kg per kapita per tahun. Hal tersebut berdampak pada kerugian ekonomi sebesar Rp 213 triliun-Rp 551 triliun per tahun. Potensi FLW tersebut apabila dikelola dengan baik dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau 29-47 persen populasi Indonesia.

Besarnya potensi FLW tersebut menjadi perhatian serius NFA. Arief secara tegas mengatakan, permasalahan ini merupakan bagian dari tanggung jawab NFA, namun tentunya perlu sinergi dan kontribusi seluruh stakeholder pangan nasional untuk menekan angka FLW di Indonesia. Untuk itu, pihaknya menyambut baik terlaksananya penandatanganan MoU antara NFA, Sarinah, Hippindo, dan Yayasan Surplus, yang akan menginisiasi gerakan Sarinah Bebas Food Waste.

"Sinergi ini merupakan langkah yang baik dalam memerangi food loss and waste yang masih sangat tinggi. Diharapkan semua pihak dapat segera mengeksekusi berbagai program yang telah disusun, agar segera memberikan hasil konkret," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement