REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) terus mencatatkan kemajuan kinerja. Pada semester I 2022, BNC mencatatkan kenaikan total kredit menjadi Rp 7,0 triliun, naik 84,2 persen dibandingkan dengan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp 3,8 triliun.
Kredit BNC pada separuh pertama tahun ini juga meningkat 62,8 persen jika dibandingkan akhir 2021 lalu yang sebesar Rp 4,3 triliun. Penyaluran kredit di antaranya dilakukan secara digital atau online dan meningkat cukup signifikan pada kuartal II 2022.
Kenaikan dari sisi kredit ini turut menaikan pendapatan bunga bersih (NII) BNC menjadi Rp 547,0 miliar atau naik 302 persen dibandingkan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp 136,1 miliar. Dibandingkan akhir tahun lalu, pendapatan bunga bersih naik 73,2 persen yang sebesar Rp 315,9 miliar.
Disamping itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BNC juga naik secara signifikan menjadi Rp 176,1 miliar di Juni 2022 dari Rp 122,8 miliar pada Desember 2021 atau naik sebesar 973,8 persen jika dibandingkan posisi Juni 2021 yang sebesar Rp 16,4 miliar.
Biaya promosi BNC di semester I 2022 tercatat mencapai Rp 251,3 miliar. Angka tersebut naik 139,8 persen dibandingkan biaya promosi Juni 2021 yang hanya sebesar Rp 104,8 miliar.
Pada semester I 2022 BNC masih mencatatkan rugi Rp 611,4 miliar. Namun, kerugian BNC ini secara konsisten mengalami tren penurunan setiap bulannya. Kerugian yang tadinya mencapai Rp 159,9 miliar pada Januari 2022 terus turun hingga akhirnya pada Juni 2022, BNC dapat membukukan laba Rp 5,6 miliar.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan kinerja positif yang diraih oleh Bank Neo Commerce merupakan hasil dari semakin lengkapnya berbagai layanan dan fitur yang BNC hadirkan di aplikasi Neobank. Setahun terakhir, BNC secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital.
"Berbagai layanan ini juga yang berkontribusi pada peningkatan kinerja kami yang cukup signifikan di semester I tahun 2022 ini," jelas Tjandra dalam keterangannya, Senin (1/8/2022).