REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen otomotif Guangzhou Automobile Group China (GAC) pada Jumat (29/7/2022) waktu setempat mempertanyakan komitmen Stellantis yang menghentikan kerja sama perusahaan patungan (joint venture/JV) setelah kedua pabrikan itu pecah kongsi akibat kerugian dan kecilnya pangsa pasar di China. Stellantis dan GAC telah bermitra sejak 2010 untuk memproduksi Jeep Cherokee, Jeep Renegade, Jeep Compasss dan Jeep Grand Commander khusus untuk pasar China.
Namun pada pekan lalu, Stellantis dan GAC mengakhiri usaha bersama itu karena adanya kerugian. Pada Januari 2022, lapor Reuters, GAC menegur Stellantis karena mengumumkan rencana untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya dari 50 persen menjadi 75 persen.
GAC menyebut tidak ada pembicaraan formal mengenai rencana itu. CEO Stellantis, Carlos Tavares kemudian menyebut bahwa GAC tidak mematuhi nota kesepahaman mengikat yang telah ditandatangani perusahaan.
"Lebih suka melanggar, daripada mengeksekusinya. Kami mengambil kesimpulan bahwa tentu saja kepercayaan telah dilanggar," kata Carlos Tavares.
Kemudian, GAC pada Jumat (29/7/2022)kemarin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat terkejut dengan pernyataan Tavares. GAC menyebut Stellantis tidak memenuhi komitmennya untuk menjaga usaha patungan itu tetap beroperasi.
GAC menambahkan pihaknya berharap perusahaan akan menghentikan usaha itu dengan cara yang pragmatis namun bertanggung jawab.
Sebagai informasi, pangsa pasar Stellantis bersama GAC cuma 1 persen di China. Untuk itu, Stellantis mengatakan ingin mengadopsi model bisnis 'ringan aset' untuk meningkatkan pendapatan melalui impor ketimbang memaksakan diri untuk berproduksi di dalam negeri.