Jumat 29 Jul 2022 18:36 WIB

Laba Maybank Indonesia Rp 663 Miliar pada Semester I 2022

Realisasi ini tumbuh 30 persen dari Rp 510 miliar pada periode tahun lalu.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Maybank Indonesia. Maybank Indonesia membukukan laba setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp 663 miliar pada semester I 2022.
Foto: maybank.co.id
Maybank Indonesia. Maybank Indonesia membukukan laba setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp 663 miliar pada semester I 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maybank Indonesia membukukan laba setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp 663 miliar pada semester I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 30 persen dari Rp 510 miliar pada periode tahun lalu.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan, peningkatan laba tersebut didukung kondisi ekonomi yang berangsur membaik pada semester I 2022. Hal ini turut mendorong peningkatan kebutuhan akan pembiayaan. 

Baca Juga

"Kami bersyukur melihat pertumbuhan bank yang kuat di tengah momentum pasar yang kembali bergairah pada semester I 2022," ujar Taswin dalam keterangan tulis, Jumat (29/7/2022).

Selain itu, Maybank Indonesia juga bangga terhadap kinerja kredit bank yang tumbuh pada sebagian besar segmen. Perusahaan akan terus menerapkan strategi dan inisiatif untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang pada portofolio kredit bank.

Hal ini seiring dengan peningkatan kegiatan bisnis dan perdagangan pada semester I 2022, total kredit bank juga tumbuh 8,1 persen menjadi Rp 106,81 triliun dari Rp 98,80 triliun pada periode tahun lalu. 

Pertama kalinya, perusahaan raih kinerja positif sejak awal pandemi Covid-19. Pertumbuhan ini dipimpin segmen kredit Global Banking yang tumbuh 16,7 persen menjadi Rp 42,09 triliun. Segmen kredit Global Banking juga tumbuh 19,4 persen secara kuartalan. 

Total segmen kredit Community Financial Services (CFS) juga tumbuh 3,2 persen menjadi Rp64,73 triliun. Adapun kredit CFS Ritel tumbuh sembilan persen seluruh segmen ritel menjadi Rp 35,95 triliun seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat pada semester I 2022. 

"Kredit pemilikan rumah (KPR) terus bertumbuh sebesar 8,5 persen menjadi Rp 15,65 triliun dari Rp 14,42 triliun, serta pembiayaan otomotif anak perusahaan yang juga tumbuh 10,8 persen," ucap Taswin.

Retail Small and Medium Enterprises (RSME) ikut tumbuh lima persen menjadi Rp 12,65 triliun didukung kondisi ekonomi yang membaik. Namun demikian, Kredit CFS Non-ritel turun 3,3 persen. 

Sebab, perusahaan melakukan rebalancing pada portofolio kredit non-ritel serta menerapkan kendali atas penyaluran kredit agar kredit yang disalurkan memberi manfaat bagi kelangsungan usaha, serta menjaga komitmen nasabah. 

Simpanan nasabah juga tumbuh 3,9 persen menjadi Rp 111,66 triliun dari Rp 107,43 triliun pada periode tahun lalu. CASA tumbuh 22,3 persen, didukung giro yang tumbuh 34,6 persen dan tabungan sebesar 8,6 persen.

Sementara, simpanan berjangka (time deposits) turun 9,3 persen menjadi Rp 56,53 triliun dari Rp 62,36 triliun. Hal ini selaras dengan strategi bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan dengan biaya rendah, dan mengandalkan layanan perbankan digital untuk menghimpun simpanan nasabah. 

"Alhasil, rasio dana murah terus membaik dan tercatat menguat menjadi 49,4 persen pada Juni 2022 dibandingkan 41,9 persen pada Juni 2021," ucapnya.

Hal ini dibarengi penurunan kredit masalah (NPL) konsolidasi karena bank menerapkan prinsip kehati-hatian. Tercatat NPL Gross Maybank Indonesia turun dari 4,4 persen menjadi 3,5 persen pada Juni 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement