REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- CEO dan kepala keuangannya (CFO) pengembang real estat China Evergrande mengumumkan pengunduran diri. Hal itu disampaikan setelah temuan awal dalam penyelidikan menemukan 2 miliar dolar AS milik anak perusahaan unit propertinya dialihkan kembali ke grup.
Berita itu, diumumkan Jumat (22/7/2022), datang karena perusahaan sudah dibebani dengan utang 310 miliar dolar AS.
China Evergrande mengatakan CEO Xia Haijun dan CFO Pan Darong telah mengundurkan diri atas keterlibatan mereka dalam pengaturan menggunakan uang sebagai jaminan untuk menjamin serangkaian pinjaman. Uang itu kemudian dialihkan ke Evergrande melalui pihak ketiga, kata perusahaan itu.
Pinjaman tersebut melibatkan tiga set deposito. Perusahaan tidak menyebutkan nama pihak ketiga.
Perusahaan sedang berdiskusi dengan anak perusahaan Evergrande Property Services mengenai rencana pembayaran kembali jumlah yang terkait dengan gadai. Rencananya terutama untuk menetapkan jumlah yang relevan dengan mentransfer aset grup ke Layanan Properti Evergrande.
Evergrande, pengembang paling berhutang di dunia, berada di bawah tekanan setelah Partai Komunis China yang berkuasa memerintahkan pengembang properti untuk memangkas tingkat utang mereka. Pihak berwenang mencoba mengarahkan industri ke arah laju pembangunan yang lebih berkelanjutan setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan yang didorong oleh stimulus.