Senin 25 Jul 2022 01:01 WIB

Himbara Semakin Agresif Salurkan Pembiayaan Hijau 

Kontribusi Bank Mandiri pada pembiayaan hijau mencapai 11 persen dari total kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Sejalan dengan upaya pemerintah dan industri global untuk mendorong peningkatan pembiayaan berkelanjutan, tren ekonomi hijau pun konsisten meningkat.
Foto:

"Kami bersyukur dan tentunya bangga sekali karena telah berhasil menerbitkan green bond, luar biasa dengan oversubscribe hingga empat kali. Tentunya dana yang terhimpun akan langsung kami gunakan untuk mendorong kinerja green banking lebih kuat lagi," katanya.

Menurutnya green banking merupakan masa depan perbankan nasional. Terlebih, konsep ekonomi yang akan digunakan masa depan adalah ekonomi sirkular, yakni ekosistem ekonomi yang mengedepankan daur ulang berbagai limbah sebagai bahan baku produksi guna mengurangi eksploitasi komoditas alam yang berlebihan. 

“Model ekonomi ini mengedepankan efisiensi untuk mengurangi pembuangan efek rumah,” ucapnya.

Mucharom menuturkan perseroan akan melakukan pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan.

"Dana dari green bond juga akan disalurkan pada proyek konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, dan pertanian berkelanjutan, dengan memperhatikan Peraturan OJK No. 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond)," ucapnya.

Pada kuartal I 2022, perseroan membukukan catatan kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus implementasi ESG semua lini bisnis. Tercatat portofolio hijau sebesar Rp 170,5 triliun atau porsi 28,9 persen dari total portofolio kredit perseroan.

Pembiayaan hijau ini, lanjut dia, utamanya diberikan kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio sebesar Rp 115,2 triliun.

 

"Selebihnya digunakan kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp 10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp 6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp 23,3 triliun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement