REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Research Jarvis Asset Management, Andri Ngaserin, mengatakan kontribusi BUMN ke APBN selama ini sangat signifikan. Hal tersebut tergambar dalam kontribusi ke kas negara maupun membantu pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tanggap darurat covid-19.
"Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, kontribusi BUMN terus mengalami peningkatan. Sepanjang 10 tahun terakhir ini sumbangan yang diberikan BUMN mencapai Rp 4.013 triliun yang berasal dari Rp 2.118 triliun pajak, Rp 1.466 triliun dalam bentuk PNBP, dan Rp Rp 429 triliun dividen," ujar Andri pada Selasa (5/7/2022).
Di saat ekonomi global dan nasional dibayang-bayangi tekanan akibat pandemi-19, Andri menyebut BUMN masih dapat memberikan dividen yang cukup besar mencapai Rp 41 triliun pada tahun buku 2021. Oleh karena itu, Andri menilai langkah Erick yang menargetkan dividen BUMN menjadi Rp 43 triliun dan Rp 50 triliun pada 2023 dan 2024 sebagai hal yang tepat.
"Laba BUMN pada 2021 pun meningkat menjadi Rp 126 triliun dengan total pendapatan Rp 1.983 triliun. Jika kontribusi BUMN terhadap negara disandingkan dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tujuh BUMN tahun 2022 sebesar Rp 38,5 triliun, maka jumlah tersebut terbilang kecil," ucap Andri.
Baca juga : Risiko Alzheimer Bisa Diprediksi dari Cara Memegang Pulpen
Andri mengatakan BUMN memiliki peranan penting bagi penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional. Andri meyakini target dividen BUMN akan tercapai, meski saat ini tengah terjadi ketidakpastian rantai pasok fan ancaman resesi ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina.
Menurut Andri, kenaikan harga komoditas sumber daya alam (SDA) akan memberikan berkah tersendiri bagi BUMN seperti PT Bukit Asam, Antam, Inalum, PT Pupuk Indonesia dan PTPN yang bahkan memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pasar di Cina.
Pun dengan BUMN sektor perbankan dan telekomunikasi masih akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap APBN.
"Memang ada BUMN yang memiliki tantangan seperti PLN dan Pertamina. Namun dengan adanya jaminan APBN dari pemerintah, mereka masih akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Saat ini BUMN dituntut konservatif dalam melakukan ekspansi usahanya. Tujuannya agar dapat menjaga arus kas," ungkap Andri.
Baca juga : Pengusaha: Ekspor Ayam ke Singapura Buka Peluang RI Tembus Pasar ASEAN
Andri juga menilai langkah Erick dalam menyelamatkan BUMN 'sakit' seperti PT Garuda Indonesia dan PT Waskita Beton Precast yang tepat. Sebab Garuda dan BUMN karya memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional.
Andri berharap keberhasilan PKPU membuat Garuda dapat kembali beroperasi normal dan juga melakukan proses restrukturisasi. Terlebih, pemerintah akan menguncurkan PMN sebesar Rp 7,5 triliun untuk mendukung operasional Garuda.
"Keberhasilan PKPU yang dilakukan Menteri Erick dan kucuran PMN dipercaya akan mampu memulihkan kinerja perseroan," lanjut Andri.
Sedangkan untuk Waskita Beton Precast, Andri berharap Erick dan Waskita dapat juga segera mengupayakan konversi utang ke saham perseroan, pengurangan bunga dan memperpanjang tenor hutang yang dimiliki oleh perseroan.
Baca juga : Besok, Kemendag akan Luncurkan Minyak Goreng Curah Kemasan
"Tujuannya agar perseroan dapat kembali melanjutkan proyek strategis nasional yang saat ini tengah mereka embang. Proyek strategis nasional yang tengah dikerjakan perseroan di antaranya membangun jalan tol dan pelabuhan," kata Andri.