Sabtu 02 Jul 2022 00:44 WIB

Produsen Hello Kitty Capai Kesepakatan Lisensi dengan China Setelah Viral

Kesepakatan itu mencakup 26 karakter yang telah dirancang Sanrio termasuk Hello Kitty

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Hello Kitty. Sanrio, perusahaan Jepang di balik merek Hello Kitty, telah mencapai kesepakatan lisensi di China.
Foto: Youtube
Hello Kitty. Sanrio, perusahaan Jepang di balik merek Hello Kitty, telah mencapai kesepakatan lisensi di China.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan Jepang di balik merek Hello Kitty telah mencapai kesepakatan lisensi di China. Hal itu setelah salah satu karakternya yang kurang dikenal menjadi viral di negara tersebut.

Sanrio mengatakan, unit raksasa e-commerce Alibaba akan memiliki hak eksklusif di China untuk membuat dan menjual barang dagangan dari 26 karakternya. Kesepakatan itu muncul setelah kelinci Sanrio, Kuromi, ditampilkan dalam video media sosial China yang menjadi viral.

Baca Juga

Dilansir BBC pada Jumat (1/7/2022), saham di Sanrio ditutup hampir 14 persen, lebih tinggi di perdagangan Tokyo pada Kamis. Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan, perjanjian lima tahun dengan Alifish, bisnis lisensi dan hiburan Alibaba, akan lebih meningkatkan nilai merek dan karakter Sanrio di pasar daratan China.

Kesepakatan itu mencakup 26 karakter yang telah dirancang Sanrio termasuk Hello Kitty, sahabatnya My Melody dan Kuromi yang jahat. Awal tahun ini, popularitas Kuromi melonjak di China setelah seorang influencer menari dengan pakaian yang terinspirasi oleh karakter Sanrio.

Video di Douyin, versi Tiktok yang tersedia di China, diposting oleh Helenoftroy, yang memiliki lebih dari 14 juta pengikut. Ulang tahun Kuromi yaitu pada Halloween dan dia digambarkan sebagai tomboy yang sebenarnya sangat girly. 

Menurut situs resmi Sanrio, dia suka menulis di buku hariannya dan membaca novel roman. Meskipun Hello Kitty melambangkan budaya Jepang "kawaii" atau kelucuan, perusahaan mengatakan, dia merupakan seorang siswi Inggris bernama Kitty White yang tinggal di luar London.

Merek ini telah menghasilkan miliaran dolar sejak didirikan hampir 50 tahun lalu. Barang-barang bermerek dengan kartun tanpa mulut yang dihiasi dengan pita rambut merek dagang dijual di 130 negara di seluruh dunia, dengan jangkauan mulai dari prosecco hingga plimsolls.

Sanrio juga memiliki lisensi untuk taman hiburan dan kafe. Sementara pada 2018 sebuah perusahaan kereta api Jepang memercikkan gambar itu pada kereta pelurunya, yang dicat merah muda dan putih.

Hanya saja, Sanrio yang bisnisnya sempat menurun selama beberapa tahun, terkena dampak buruk dari pandemi virus corona. Berbagai langkah memperlambat penyebaran Covid-19 mengakibatkan penutupan sementara taman hiburan dan toko perusahaan.

Terlepas dari pembatasan, penjualan Sanrio di China tumbuh 39 persen menjadi 4,7 miliar yen Jepang atau 34,4 juta dolar AS. Keuntungannya di negara itu melonjak 19 persen selama periode sama.

Pada 2020, perusahaan melihat perubahan pertama dalam kepemimpinan dalam enam dekade sejarahnya. Itu terjadi ketika pendirinya Shintaro Tsuji, yang saat itu berusia 92 tahun, menyerahkan kendali perusahaan kepada cucunya Tomokuni Tsuji. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement