REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona negatif pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (17/6). IHSG ditutup terkoreksi tajam sebesar 1,61 persen ke level 6.936,96 dan sempat menyentuh posisi terendah dalam sepekan terakhir di level 6.882,64.
Penurunan IHSG terjadi seiring masuknya sejumlah saham blue chip dalam daftar top losers. Koreksi terdalam dipimpin oleh HRUM yang melemah sebesar 6,99 persen. Kemudian menyusul MDKA yang turun mencapai 6,82 persen, GOTO turun 6,63 persen, dan ADMR terkoreksi 6,20 persen.
Investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 782,50 miliar. Saham empat bank besar menjadi yang paling banyak dilepas antara lain BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Selain itu, asing juga menjual saham energi antara lain INCO dan ITMG.
Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG dan bursa regional Asia mayoritas bergerak melemah terimbas kebijakan moneter kenaikan suku bunga The Fed. "Pasar cenderung
kekhawatiran upaya meredam inflasi ini akan memicu resesi," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Jumat (17/6/2022).
Bank sentral di seluruh dunia berpotensi mengadopsi sikap kebijakan yang lebih agresif seperti halnya yang dilakukan oleh the Fed. Sebelumnya bank sentral Swiss menaikkan suku bunga 50 basis poin yang merupakan kenaikan pertama sejak 2007.
Bank of England juga mengumumkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga menjadi 1,25 persen. Sementara Bank of Japan (BoJ) mempertahankan pengaturan moneter ultra-mudah tidak berubah, melanjutkan divergensi kebijakannya. BoJ juga menahan tekanan pasar pada yen dan obligasi pemerintah.
Dari dalam negeri, IHSG tertekan sentimen kasus baru positif Covid-19. Berdasarkan data satgas covid-19 hingga kemarin tercatat ada tambahan 1.173 kasus baru positif covid-19. Pasar khawatir penambahan kasus ini akan membuat pertumbuhan ekonomi berjalan melambat sehingga akan menekan pertumbuhan perekonomian nasional.