REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai, kebijakan hilirisasi mineral yang diinisiasi Presiden Joko Widodo sudah tepat. Hal itu karena komoditas mineral yang diekspor dibutuhkan di dalam negeri.
"Kebijakan terkait hilirisasi ini sudah tepat. Stop kita jual tanah air terus," tegasnya dalam HUT 50 Tahun Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) di JCC, Jakarta, Jumat (10/6).
Dirinya mengungkapkan, sekitar dua pekan lalu sudah berdiskusi dengan Aburizal Bakrie membahas soal ekspor batu bara. "Saya diskusi dengan bang Ical (Aburizal Bakrie), kalau bisa batu bara jangan diekspor terus, dan sekarang sudah menuju hilirisasi di Kalimantan sana," ujar dia.
Lanjutnya, investasi dari hilirisasi batu bara milik Aburizal Bakrie tersebut sudah digelontorkan. Dalam realisasinya, proyek hilirisasi tersebut berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
Bahlil mengatakan, hilirisasi akan berdampak pada peningkatan investasi. Maka akan banyak lapangan kerja tercipta.
Ia pun menjelaskan, tahun lalu investasi Indonesia melampaui target yang diberikan Presiden Jokowi yakni sebesar Rp 901 triliun. Selain itu, sebarannya juga sudah merata ke luar Pulau Jawa.
"Sampai kuartal III 2020 investasi terbesar selalu di pulau Jawa. Sejak kuartal III 2020 hingga kuartal I 2022, alhamdulillah, luar pulau Jawa lebih tinggi, yaitu 52 persen dan pulau Jawa 48 persen," tutur mantan Ketua Hipmi tersebut.