REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menerima good funds sebesar Rp 3,28 triliun melalui penerbitan obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah. Dana yang diterima Perseroan tersebut akan digunakan untuk refinancing serta sebagai modal kerja proyek tol Kayu Agung–Palembang–Betung.
Obligasi dan sukuk tersebut juga telah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 13 Mei 2022. Dengan good funds tersebut, Perseroan juga telah melaksanakan pelunasan atas pokok dan bunga Obligasi III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 seri A yang jatuh tempo pada 16 Mei 2022 dengan total Rp 528 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan, Taufik Hendra Kusuma juga menyampaikan apresiasi kepada para pemegang obligasi dan sukuk yang telah berpartisipasi dalam aksi korporasi Perseroan. Sukuk yang diterbitkan mengalami kelebihan permintaan didukung dengan hasil rating Pefindo BBB dengan outlook stable, membaik dibanding sebelumnya.
"Selanjutnya Perseroan akan melanjutkan agenda restrukturisasi melalui penerbitan obligasi/sukuk dengan penjaminan Pemerintah pada semester kedua tahun ini," jelasTaufik dalam keterangannya dikutip Jumat (20/5).
Pelunasan pokok dan bunga Obligasi ini merupakan bentuk dari komitmen Perseroan untuk senantiasa melaksanakan kewajiban kepada para investor obligasi. Perseroan masih fokus melaksanakan proses restrukturisasi dan masih terdampak gelombang kedua pandemi second pada 2021.
Namun demikian, pendapatan usaha perseroan pada kuartal IV 2021 telah menunjukkan tren positif dengan meningkat sebesar 14,58 persen year-on-year (YoY). Tren positif tersebut paling besar dikontribusi oleh pendapatan jasa konstruksi dan jalan tol. Pendapatan asset recycling juga sesuai target dengan keuntungan sebesar Rp 2,65 triliun.
Transformasi bisnis yang telah dijalankan dengan lean juga berdampak positif bagi Perseroan dengan beban usaha yang turun signifikan pada 2021. Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 68,22 persen YoY, penurunan beban penjualan sebesar 88,08 persen YoY serta penurunan beban umum dan administrasi sebesar 47,89 persen YoY.
Beban keuangan utang lama juga mengalami penurunan sebesar 36,49 persen YoY pada kuartal IV 2021 dengan adanya Master Restructuring Agreement (MRA) dan pembayaran sebagian pokok utang di tahun 2021.
Jumlah aset tahun 2021 sebesar Rp 103,60 triliun, atau meningkat sebesar 2,81 persen YoY disebabkan oleh peningkatan aset lancar dalam bentuk kas yang berasal dari PMN dan rights issue tahun 2021. Di sisi lain, aset tidak lancar mengalami penurunan disebabkan oleh transaksi asset recycling yang dilakukan oleh Perseroan selama 2021.
Perseroan juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp 88,14 triliun, atau menurun sebesar 1,34 persen YoY disebabkan oleh penurunan utang usaha. Ekuitas Perseroan sebesar Rp 15,46 triliun, atau meningkat sebesar 35,28 persen YoY. Kemampuan likuiditas Perseroan pada 2021 juga menunjukkan tren membaik dengan masih positifnya arus kas dari operasional, proceeds dari asset recycling pada aktivitas investasi, serta dukungan proceeds rights issue pada aktivitas pendanaan.
Direktur Utama Perseroan, Destiawan Soewardjono mengatakan kinerja keuangan Perseroan tahun lalu berjalan sesuai target jangka menengah restrukturisasi yang disepakati dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Pada 2022 Perseroan akan lebih fokus pada perolehan kontrak baru dengan target Rp 30 triliun, penyelesaian proyek tertunda, melanjutkan restrukturisasi secara Grup dan melanjutkan strategic partnership dengan para investor, termasuk INA untuk melakukan asset recycling.
Dengan adanya dukungan Pemerintah melalui PMN, Perseroan juga akan fokus menyelesaikan konstruksi jalan tol hingga titik tertentu, yang akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan jalan tol dan juga akan mempermudah proses strategic partnership dengan para calon investor.
"Dengan asset recycling yang sangat membantu penurunan kerugian Perseroan ini, diharapkan ke depannya Perseroan dapat mencatatkan kinerja yang positif," kata Destiawan.