REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp 752 miliar pada kuartal I 2022. Adapun realisasi ini turun 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 971 miliar.
Plt Direktur Utama Bank BTPN Kaoru Furuya mengatakan perusahaan juga membukukan penambahan biaya kredit yang meningkat dari Rp 164 miliar menjadi Rp 435 miliar, yang sebagian besar dari segmen korporasi, sehingga memengaruhi laba bersih konsolidasi perseroan.
"Bank BTPN berhasil membukukan kinerja yang baik dalam penyaluran kredit pada kuartal pertama tahun ini sejalan dengan strategi kami dan memanfaatkan momentum pertumbuhan yang optimis," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/4/2022).
Meski demikian, pertumbuhan kredit perusahaan cukup solid pada kuartal I 2022. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia, rencana pertumbuhan perusahaan, dan optimisme masyarakat terhadap perekonomian.
Bank melaporkan total kredit yang diberikan sebesar Rp 142,37 triliun pada kuartal I 2022 atau tumbuh 7,3 persen dari Rp 132,68 triliun pada kuartal I 2021. Adapun realisasi ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yakni 6,65 persen.
Furuya pun berharap pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan lebih cepat seiring dengan semakin meredanya pandemi Covid-19 yang diharapkan juga akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.
Pada kuartal I 2022, BTPN mencatat peningkatan aset sebesar 10 persen menjadi Rp 192,4 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 174,72 triliun.
Pertumbuhan kredit bank didukung oleh upaya untuk menjaga kualitas kredit. Selain itu, bank juga senantiasa memonitor kualitas portofolio kreditnya di tengah situasi eksternal yang sangat dinamis termasuk masih adanya dampak dari Covid-19.
Rasio gross kredit bermasalah (NPL) pada kuartal I 2022 sebesar 1,4 persen, sedikit lebih rendah dari rasio gross NPL yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1,42 persen. Sebagai informasi, Bank Indonesia melaporkan rasio gross NPL pada akhir Februari sebesar 3,08 persen.
Terkait dana pihak ketiga (DPK), BTPN berhasil meningkatkan saldo dana pihak ketiga untuk mendukung pertumbuhan kredit bank. Dana pihak ketiga tumbuh delapan persen menjadi Rp 106,73 triliun pada kuartal I 2022, dibandingkan Rp 98,93 triliun pada tahun sebelumnya.
Peningkatan DPK terutama berasal dari saldo dana murah tumbuh 21 persen menjadi Rp 37,02 triliun dan saldo deposito tumbuh dua persen menjadi Rp 69,71 triliun. Rasio dana murah meningkat menjadi 34,7 persen pada kuartal I 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 30,9 persen.
BTPN juga melanjutkan upaya untuk memangkas biaya dana dari 3,8 persen menjadi 2,9 persen dengan tetap dipertahankannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Pendapatan bunga bersih naik sebesar dua persen menjadi Rp 2,85 triliun pada kuartal I 2022, dari Rp 2,78 triliun, dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit dan penurunan beban bunga sebesar 17 persen menjadi Rp 818 miliar dari Rp 991 miliar dengan meningkatnya saldo biaya dana serta menurunnya suku bunga time deposit.
Namun, sisi imbal hasil atau yield terjadi penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya marjin bunga bersih NIM dari 6,75 persen pada kuartal I 2021 menjadi 6,4 persen pada kuartal I 2022.