REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) selama semester I 2017 meraup laba bersih mencapai Rp935 miliar, tumbuh dua persen dari posisi yang sama tahun lalu (year on year/yoy) Rp 918 miliar. Jika tidak memperhitungkan investasi baru, sejatinya laba mencapai Rp1,25 triliun atau tumbuh 18 persen.
Total pendanaan (funding) meningkat 13 persen (yoy) dari Rp 69,6 triliun pada akhir Juni 2016 menjadi Rp 78,5 triliun pada akhir Juni 2017. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 69,4 triliun, naik 6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 65,3 triliun. Sementara itu, komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp 9 triliun atau tumbuh 113 persen (yoy).
BTPN telah menyalurkan kredit yang tumbuh 8 persen (year-on-year/yoy) dari Rp 61,6 triliun pada akhir Juni 2016 menjadi Rp 66,3 triliun pada akhir Juni 2017. Sementara, aset BTPN tumbuh 12 persen dari periode yang sama pada tahun lalu atau dari Rp 86,7 triliun menjadi Rp 97 triliun. Sementara itu rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 24 persen. Adapun rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,9 persen.
"Pencapaian ini tidak terlepas dari konsistensi kami dalam melakukan pemberdayaan, serta melakukan berbagai transformasi dan inovasi guna meningkatkan pelayanan kami kepada para nasabah, "ujar Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, Selasa (25/7).
Melalui program pemberdayaan yang dikenal dengan Program Daya, BTPN melakukan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur untuk meningkatkan kapasitas para nasabah. Penerima manfaat Program Daya adalah nasabah BTPN yang meliputi para pensiunan, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta komunitas prasejahtera produktif. Sepanjang semester I-2017, BTPN telah menyelenggarakan 57.538 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 315.813 nasabah.
Menurut Jerry, pihaknya terus mengembangkan Program Daya agar tetap sesuai dengan kebutuhan para nasabah. "Saat ini kami tengah mengelaborasi Program Daya Digital untuk menciptakan aktivitas pendampingan yang lebih luas dan efektif. Inovasi baru ini sejalan dengan rencana besar kami menjadi bank digital terbaik di Tanah Air, katanya.
Saat ini, BTPN telah memiliki dua platform digital banking untuk dua segmen yang berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat menengah bawah yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan. Kedua, platform Jenius untuk segmen consuming-class yang diperkenalkan ke publik pada Agustus 2016.
BTPN Wow! adalah layanan perbankan bagi mass market yang memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan bank untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok Indonesia. Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga akhir Juni 2017, BTPN Wow! telah memiliki 3,86 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 190.300 agen.
Sedangkan Jenius adalah inovasi digital banking untuk segmen kelompok masyarakat yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi. Jenius adalah sebuah revolusi dalam bidang perbankan dengan proses digitalisasi yang dimulai sejak awal. Melalui Jenius, masyarakat dapat membuka rekening bank tanpa perlu datang ke kantor cabang dan menikmati berbagai layanan perbankan melalui aplikasi.