REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Akses kredit konvensional untuk 47 juta segmen underbanked di Indonesia terkendala pada lembaga keuangan mikro yang membutuhkan pengajuan berulang untuk setiap transaksi dan penggunaan terbatas pada pinjaman tunai. Keterbatasan akses keuangan masyarakat dilatari oleh minimnya riwayat kredit untuk sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dengan tidak adanya basis data terkait, kalangan masyarakat tersebut dikategorikan sebagai peminjam berisiko tinggi (high-risk loan) dan sulit untuk mendapatkan akses kredit yang memadai.
Sebagai salah satu perusahaan fintech pionir penyedia kartu kredit digital di Indonesia, Julo telah merevolusi akses kredit bagi masyarakat Indonesia dengan menjadi salah satu perusahaan fintech lending pertama yang dapat diakses dari seluruh 34 provinsi Indonesia. Proses underwriting kredit dan manajemen risiko berbasis big-data memungkinkan Julo meninjau kelayakan kredit nasabah secara digital melalui aplikasi smartphone di manapun nasabah berada di Indonesia.
"Hingga pada tahun 2021, Julo meluncurkan fitur kredit digital, yang mana 97% pengguna telah memanfaatkan fitur non-cash meliputi isi ulang dompet digital, pulsa, bayar e-commerce sampai tagihan listrik," kata CEO & Co-Founder of Julo Adrianus Hitijahubessy di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Ia menjelaskan, setelah menerima pendanaan sebelumnya dari Skystar Capital, Saratoga Investama, East Ventures, Quona Capital, Central Capital Ventura, MDI Ventures, Gobi Partners dan lainnya, kali ini Julo mendapatkan pendanaan seri B sejumlah 80 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari Credit Saison dengan kombinasi 30 juta dolar AS ekuitas dan 50 juta dolar fasilitas kredit.
"Pendanaan ini akan digunakan oleh Julo untuk memfasilitasi akses kredit bagi masyarakat Indonesia yang belum terjangkau oleh layanan finansial konvensional yang ada," kata dia.
Dia menjelaskan, pendanaan dilangsungkan untuk mendukung pertumbuhan Julo melalui 30 juta dolar AS ekuitas dan 50 juta dolar AS fasilitas kredit. Ekuitas sebesar 30 juta dolar AS akan dimanfaatkan Julo untuk mengembangkan sistem analisa data, pengembangan produk, marketing, serta rencana akuisisi nasabah dengan menambah Sumber Daya Manusia (SDM) di tim developer, data scientist dan business intelligence. Sedangkan, 50 juta dolar AS fasilitas kredit akan dialokasikan untuk memfasilitasi dana pinjaman pada platform Julo.
“Sampai saat ini, Julo Kredit Digital memiliki komitmen untuk memberdayakan masyarakat Indonesia, di mana 72 persen pengajuan kredit digunakan untuk keperluan meningkatkan kualitas hidup seperti modal bisnis, renovasi rumah dan pendidikan. Bekerja sama dengan Credit Saison, kami memiliki kesempatan untuk mengembangkan komitmen Julo lebih jauh dengan melakukan revolusi lebih lanjut dalam bidang industri fintech lending Indonesia dan lebih menjangkau kalangan masyarakat yang kurang terlayani (underserved) oleh layanan finansial di setiap provinsi Indonesia,” ujar Adrianus.
Di tengah pesatnya perkembangan industri Peer-to-peer Lending di Indonesia, Julo tercatat berhasil menjaga kinerja positif selama masa pandemi Covid-19 di tahun 2020. Pada tahun 2021, jumlah pencairan kredit berkembang lebih dari tiga kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hingga saat ini, Julo menargetkan pertumbuhan loan book lebih dari 5 kali lipat untuk periode satu tahun ke depan.
Berbeda dengan fasilitas kredit konvensional, Julo memberikan fasilitas limit kredit yang dapat diakses kapan saja setelah melewati satu kali pengajuan mandiri melalui smartphone. Credit Scoring berkesinambungan dilaksanakan dengan penerapan machine learning selama siklus kredit serta manajemen risiko berbasis lebih dari lima ribu variabel data untuk pengecekan identitas, pemeriksaan affordability, kelayakan kredit dan deteksi fraud.
Sampai saat ini, kata dia, lebih dari 500 ribu masyarakat Indonesia telah menggunakan fasilitas kredit digital Julo setiap harinya untuk tarik dana, kirim dana, isi pulsa, bayar tagihan listrik, isi ulang dompet digital dan pembayaran e-commerce.
“Untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, inovasi kredit perlu disertai dengan pemahaman perilaku dan kebutuhan konsumen secara mendalam. Sebagai hasilnya, Julo tetap bertumbuh di tengah situasi pandemi Covid-19 dengan pencairan kredit lebih dari 300 juta dolar AS sampai saat ini. Kami sangat menantikan kerja sama dengan Julo untuk dapat mengakselerasi akses produk keuangan lebih jauh dan dapat membawa perubahan signifikan untuk perkembangan ekonomi di Asia Tenggara,” ucap Senior Managing Executive Officer and Head of Global Business Credit Saison Co., Ltd Kosuke Mori.
Pendanaan dari Credit Saison kepada Julo merupakan bagian dari upaya berkesinambungan perusahaan untuk memperkuat layanan teknologi finansial yang mengalami pertumbuhan secara signifikan di luar Jepang. Dengan dukungan dalam bentuk penyediaan modal dan operasional strategis, investasi kali ini menandai langkah ekspansi Credit Saison ke pasar fintech Indonesia yang potensial dan bertumbuh secara pesat.
Selaku pihak investor, Credit Saison akan berperan secara aktif - terutama dalam fase hyper-growth Julo - dengan melakukan observasi bersama untuk setiap potensi pengembangan bisnis ke depannya. Strategi investasi berikut dikembangkan oleh Credit Saison melalui Saison Capital, perusahaan modal ventura yang berfokus pada startup dengan peluang untuk mengembangkan kapabilitas finansial.