Senin 11 Apr 2022 19:08 WIB

Kenaikan Harga Bahan Bakar di Dunia Picu Ketidakstabilan Geopolitik

Pada awal pandemi, permintaan bahan bakar menurun karena orang tinggal di rumah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Harga bensin dan solar ditampilkan di sebuah SPBU di Vernon Hills, Illinois, Amerika Serikat, Jumat, 1 April 2022.
Foto:

Masalah berjenjang

Menurut Furman, harga bahan bakar cenderung mendapat perhatian dibandingkan dengan dampak ekonomi yang sebenarnya. Salah satu alasannya adalah biaya bahan bakar sangat transparan yang ditempel di papan raksasa di seluruh negeri. Visibilitas dapat menjadikan kenaikan harga bahan bakar sebagai simbol tren inflasi yang lebih luas.

Dilansir New York Times, Senin (11/4/2022), Ahli Energi di Center for a New American Security, Rachel Ziemba, khawatir harga bahan bakar yang lebih tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik. Di seluruh dunia, inflasi telah memicu protes dan kerusuhan. Harga bahan bakar yang lebih tinggi secara historis menyebabkan peringkat persetujuan presiden yang lebih rendah karena pemilih menyalahkan mereka yang bertanggung jawab atas inflasi dan kondisi ekonomi yang buruk.

 

Beberapa ahli khawatir ini pada akhirnya akan melukai tekad Barat terhadap Rusia. Jajak pendapat belum lama ini menunjukkan publik bersedia berkorban untuk upaya perang, tetapi jajak pendapat juga mengungkapkan peningkatan ketidakpuasan terhadap inflasi. Jadi, konsekuensi dari kenaikan harga bahan bakar tidak hanya untuk warga, tetapi juga mungkin geopolitik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement