REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia baru saja mengeluarkan kajian mengenai peran satrategis perusahaan BUMN dalam penanganan pandemik Covid-19. Dalam kajian, Bank Dunia menyebutkan PLN memberikan subsidi listrik kepada 30 juta masyarakat Indonesia sebagai bagian dari amanah dan penugasan yang diberikan Negara kepada PLN.
Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr Poppy Sulistyaning Winanti, mengapresiasi kajian yang dikeluarkan Bank Dunia. Sebab selama ini banyak lembaga internasional yang mempertanyakan peran perusahaan BUMN dalam penanganan pandemik Covid-19.
Selama ini Bank Dunia selalu memposisikan sebagai lembaga yang mengkritisi peran perusahaan BUMN dalam penanganan pandemi Covid-19. Peran perusahaan BUMN dalam menangani pandemi Covid-19 dianggap bentuk diskriminasi Negara kepada perusahaan BUMN.
"Akhirnya Bank Dunia mengakui peran perusahaan BUMN dalam penanganan pandemi Covid-19. Selama ini banyak lembaga internasional melihat keberadaan BUMN penangan Covid-19 merupakan diskriminasi yang dilakukan oleh Pemerintah. Ini merupakan apresiasi yang diberikan lembaga internasional kepada perusahaan BUMN," kata Popy.
Di negara berkembang seperti Indonesia, peran perusahaan BUMN dalam mendukung program Negara sangat besar. Berbeda dengan peran perusahaan BUMN di negara maju yang mengedepankan sektor swasta dalam penanganan Covid-19.
Ia berkata, saat pandemik Covid-19 melanda Indonesia, Negara dan masyarakat tidak bisa mengharapkan peran lebih dari perusahaan swasta Nasional. Selain mereka terkena dampak, swasta juga memiliki banyak keterbatasan dalam menanganai pandemik Covid-19.
"Sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka, peran perusahaan BUMN sangat diharapkan. Sebab perusahaan BUMN memegang peran sebagai kepanjangan tangan Negara dalam hadir disaat pandemik Covid-19. Perusahaan BUMN mengambil peran yang tak bisa dilakukan sektor swasta," ujar Poppy.
Respon gawat darurat yang saat ini dijalankan perusahaan BUMN juga harus dibedakan dengan respon jangka panjang. Di saat proses recovery dan pemulihan ekonomi pasca pandemik Covid-19, menurut Poppy peran perusahaan BUMN harus lebih proposional. Peran swasta Nasional di saat pandemi Covid-19 mengalami tekanan, diharapkan dapat kembali mengambil peran dalam pemulihan ekonomi.
Dengan memberikan ruang ke sektor swasta di masa recovery pandemi Covid-19, menurut Poppy akan membuat aselerasi pemulihan ekonomi Nasional menjadi lebih cepat. Lanjut Poppy, pemulihan ekonomi jangka panjang harus mempertimbangkan kompetisi yang lebih fair dan transparan yang melibatkan sektor swasta Nasional.
"Jika peran tidak proposional, maka akan membuat perusahaan BUMN menjadi tidak sehat. Bagaimanapun perusahaan BUMN harus sehat agar dapat memberikan kontribusi lebih besar kepada Negara. Dengan memberikan peran proposional diharapkan perusahaan BUMN dapat lebih transparan dan profesional dalam melayani masyarakat," kata Poppy.
Cepatnya perusahaan BUMN merespon di saat pandemik Covid-19 seperti membuat rumah sakit darurat, masker, pengadaan APD dan obat-obatan, tak lepas dari peran Menteri BUMN Erick Thohir dalam memberikan arahan. Tanpa ketegasan, arahan yang jelas dan langkah kongkrit yang diberikan Menteri Erick, Poppy melihat peran perusahaan BUMN dalam merespon pandemik Covid-19 tidak akan optimal.
Peran Menteri Erick dalam membuat perusahaan BUMN melewati masa kritis di pandemik Covid-19 juga sangat vital. Pembenahan dan perbaikan yang Menteri Erick dinilai Poppy sudah tepat. Menurut Poppy, Menteri Erick berhasil membuat perusahaan BUMN semakin sehat dan profesional.
Erick sudah menunjukan profesionalisme dalam membenahi perusahaan BUMN. Restrukturisasi perusahaan BUMN untuk menjadi lebih sehat juga sudah dilakukan Erick.
"Menteri Erick juga membuat sistem untuk memastikan profesionalisme management perusahaan BUMN. Penting sistem yang dibuat oleh Menteri Erick dalam melihat performa perusahaan BUMN," kata Poppy.
Beberapa perusahaan BUMN yang dinilai Poppy sudah menonjol dalam kinerja keuangan dan penerapan good corporate governance adalah Telkom, Bank BRI dan Bank Mandiri. Poppy mengakui memang masih ada perusahaan BUMN yang masih dalam pembenahan. Namun jumlahnya lebih sedikit ketimbang perusahaan BUMN yang memiliki kinerja baik.
Perusahaan BUMN yang memberikan layanan kepada masyarakat sudah lebih baik kinerjanya. Dengan memberikan layanan yang semakin baik kepada publik.
"Sehingga sudah banyak perusahaan BUMN yang mulai pulih kinerjanya dan bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tak hanya pada masa pandemik Covid-19 saja," ucap Poppy.