REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui holding PT Pupuk Indonesia (Persero) akan membangun pabrik Amoniak, Urea, dan Methanol di Papua. Kabar ini sendiri disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman, Genting Oil Kasuri, dan SKK Migas di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (8/4/2022).
SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan rencana pembangunan pabrik Amoniak, Urea, dan Methanol di Papua masih terus digodok. Perusahaan, lanjut Wijaya, terus menjalin koordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya, dalam hal ini, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Investasi.
"Pabrik tersebut nantinya akan dibangun dan dioperasionalkan oleh salah satu anak perusahaan kami, yaitu PT Pupuk Kaltim (PKT)," ujar Wijaya kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (8/4).
Sebelumnya, Pupuk Indonesia dan Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk jual beli gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat pada 18 Juni 2021. Adapun volume pasokan gas tersebut berkisar 112,6 MMSCFD untuk pabrik amoniak-urea, dan 109,3 MMSCFD untuk pabrik methanol.
Saat itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyampaikan dengan ditandatanganinya MoU, Pupuk Indonesia bisa mendapatkan jaminan pasokan gas bumi guna memenuhi kebutuhan proyek pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat, di samping juga untuk kebutuhan pabrik pupuk Pusri 3B serta memenuhi pasokan gas untuk pabrik eksisting.
Bakir mengatakan proyek pendirian pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1,15 juta ton dan Methanol sebesar 1 juta ton.
"Pembangunan proyek ini bukan hanya akan menambah kapasitas produksi pupuk nasional, tapi juga mengurangi ketergantungan impor methanol di Indonesia," kata Bakir pada (18/6/2022).