REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI – Dalam rangka riset desa pada program riset keilmuan Kemendikbud Ristek yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu, tim periset Institut Teknologi dan Bisnis Bank Rakyat Indonesia (BRI Institute) turun langsung ke desa bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan industri beras di daerah.
Ketua tim riset keilmuan BRI Institute Agus Trihandoyo mengungkapkan pihaknya bekerja sama dengan Koperasi Digital Indonesia (KODI), sebuah startup koperasi yang memiliki misi meningkatkan jumlah koperasi modern berbasis digital. “Di samping dapat melakukan manajemen keanggotaan, rapat akhir tahun, hingga sebagai aplikasi kasir, platform KODI juga memungkinkan melakukan pencatatan transaksi keuangan secara online dan offline,” ujar Agus, Senin (28/3/2022).
Objek penelitiannya adalah Koperasi Ngawi Tani Mandiri yang berlokasi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Riset desa ini mengkaji tingkat kesiapan petani dan membuat model pemanfaatan teknologi digital melalui program korporasi petani. Ia menambahkan, dengan program ini diharapkan hasil pertanian di Ngawi dapat lebih optimal dan menyejahterakan para petaninya.
“Koperasi Ngawi Tani Mandiri merupakan korporasi petani berbentuk koperasi yang saat ini beranggotakan tidak kurang dari 45 kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang masing-masing beranggotakan antara 200 – 300 petani,” jelas Agus.
Selain berdiskusi langsung dengan para petani, pengurus koperasi dan mitra usaha tani, tim periset dari BRI Institute juga melakukan audiensi dengan Bupati Ngawi dan jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat. Dalam perbincangan dengan tim periset di kediaman pribadinya pada Senin (28/3/2022), Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengungkapkan Ngawi merupakan lumbung beras se-Jawa Timur dengan luas lahan lebih dari 55 ribu hektare. Sekitar 70 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
“Program pertanian yang sedang digalakkan di daerah ini meliputi peningkatan produktivitas, pemberdayaan melalui korporasi petani dalam bentuk koperasi, pembinaan manajerial keuangan petani, dan pertanian ramah lingkungan,” papar Ony. Dia mengharapkan BRI Institute dapat membantu koperasi petani untuk mengatasi permasalahan pertanian melalui digitalisasi korporasi petani.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi juga mendorong Koperasi Ngawi Tani Mandiri membentuk suatu kelompok petani milenial yang saat ini sudah ada 19 penggiat di tiap kecamatan. Harapannya, petani milenial ini selalu mengedepankan kualitas yang terbaik dan ramah lingkungan.
Salah satu dari petani milenial daerah, Bakul Bibit ID, bahkan telah merambah ke tingkat nasional. Saat pandemi, Bakul Bibit ID mengembangkan aplikasi berbasis mobil, pada tahun 2020 untuk memudahkan konsumennya membeli bibit dari seluruh penjuru nusantara.