REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia terus membuka kerja sama investasi global dengan berbagai pihak, salah satunya Islamic Development Bank (IsDB). Ketua Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu menyampaikan, Indonesia kini sudah jadi investor ketiga terbesar dalam program IsDB Awqaf Properties Investment Fund (APIF).
"Dengan keterlibatan kita dalam investasi APIF kita telah jadi investor ketiga terbesar," katanya dalam Global Islamic Investment 2022, Jumat (25/3/2022).
BPKH semula menanamkan investasi pada APIF sebesar lima juta dolar AS pada 2020. Pada 2021, Indonesia kembali menambahkan investasi senilai 6,5 juta dolar AS.
Investasi pada APIF sendiri merupakan refleksi dari investasi syariah yang memiliki nilai berkelanjutan dan sosial kemanusiaan. Selain menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan dan dapat diandalkan bagi investor, ada dampak nyata juga pada pembangunan sosial ekonomi.
Presiden Direktur Islamic Development Bank (IsDB), Muhammad Sulaiman Al Jasser mengatakan program APIF disalurkan pada sektor pendidikan, sosial, dan kesehatan. Saat ini ada 55 proyek yang sedang dilaksanakan di 28 negara anggota IsDB dan non anggota.
"Proyek-proyek ini telah terbukti membawa dampak sosial dan berkelanjutan dengan nilai sekitar satu miliar dolar AS," katanya.
Total capital yang digelontorkan untuk program-program ini mencapai 114 juta dolar AS ditambah sekitar 100 juta dolar pembiayaan dari IsDB. Program-program tersebut diharap dapat mengembangkan sosial ekonomi di negara anggota.
Selain program-program kemaslahatan, IsDB juga berpartisipasi dalam penyertaan modal di 28 institusi keuangan syariah pada 21 negara. Total penyertaan ekuitas tersebut mencapai sekitar 363 juta dolar AS.
IsDB salah satunya memiliki modal di Bank Muamalat Indonesia bersama dengan BPKH sebagai pemegang saham pengendali. Kerja sama ini akan membawa Bank Muamalat menjadi bank berkapasitas global yang memiliki kapasitas operasional haji umrah di Arab Saudi.