Kamis 24 Mar 2022 17:45 WIB

Bulog: Subsidi Kedelai Disepakati Rp 1.000 per Kg

Bulog menyebut total anggaran subsidi kedelai capai Rp 995 miliar

Rep: Dedy Darmawan Nasution/Antara/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Mampang, Jakarta. Program bantuan subsidi kedelai untuk para perajin tahu dan tempe disepakati pemerintah sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg). Adapun Bulog ditugaskan menjadi operator untuk melakukan pengadaan dan penyaluran kedelai bersubsidi tersebut.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Mampang, Jakarta. Program bantuan subsidi kedelai untuk para perajin tahu dan tempe disepakati pemerintah sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg). Adapun Bulog ditugaskan menjadi operator untuk melakukan pengadaan dan penyaluran kedelai bersubsidi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program bantuan subsidi kedelai untuk para perajin tahu dan tempe disepakati pemerintah sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg). Adapun Bulog ditugaskan menjadi operator untuk melakukan pengadaan dan penyaluran kedelai bersubsidi tersebut.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan, program subsidi tersebut yakni untuk mengganti selisih harga. Yakni antara harga beli kedelai dari importir maupun kedelai lokal dan harga jual dari Bulog ke perajin tahu dan tempe yang lebih rendah.

Baca Juga

"Total anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program ini diperkirakan sebesar Rp 955 miliar dari sumber anggaran cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP)," kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Kamis (24/3/2022).

Budi menjelaskan, total anggaran tersebut berdasarkan asumsi perhitungan 200 ribu ton kedelai setiap bulannya yang diberikan selama empat bulan. Jumlah itu dikali Rp 1.194 per kg. Di mana, Rp 1.000 per kg merupakan biaya penggantian selisih harga dan Rp 194 per kg menjadi margin fee untuk Bulog.

Adapun, jumlah anggota Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti) yang menjadi sasaran penerima bantuan kedelai telah sesuai data Kementerian Koperasi dan UKM.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, menuturkan, harga kedelai dunia terus mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir selama pandemi Covid-19. Kenaikan harga bahkan tembus mencapai 92 persen.

"Harga tertinggi kedelai sebelum pandemi masih 345 dolar AS per ton, per 11 Maret 2022, harga di bursa internasional sudah 607 dolar AS per ton," kata Lutfi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR pekan lalu.

Di tengah kenaikan tersebut, Lutfi mengatakan pemerintah sudah menyiapkan mekanisme untuk dapat mengintervensi tingginya harga tersebut. Pasalnya, 90 persen kebutuhan kedelai di Indoensia masih ditopang oleh pasokan impor.

Kedelai digunakan sebagai bahan baku produksi tahu dan tempe yang setiap tahunnya membutuhkan pasokan kedelai sekitar 3 juta ton. Tahu dan tempe juga menjadi sumber protein termurah saat ini bagi masyarakat.

Naiknya harga kedelai itu pun berdampak negatif karena membuat tekanan tinggi terhadap para perajin tahu dan tempe. Perajin tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai mengurangi produksi. Hal ini menyusul mahalnya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama untuk membuat tempe. Di sisi lain, permintaan di pasaran juga lesu.

"Sejak ada kenaikan harga jual kedelai impor, saya memang sempat bertahan untuk tetap produksi hingga 2 kuintal kedelai per hari. Akan tetapi, ternyata harganya terus naik hingga saat ini mencapai Rp 12.000 per kilogram, akhirnya saya kurangi produksi," kata Suwarti, salah satu perajin tempe asal Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Kamis (24/3/2022).

Untuk saat ini, kata dia, penggunaan bahan baku kedelai dikurangi menjadi 1,5 kuintal per harinya. Sebab, ada terjadi tren penurunan permintaan tempe di pasaran.

Ia mencontohkan salah satu pelanggannya yang merupakan pedagang gorengan yang biasanya berbelanja 100 potong tempe ukuran kecil, sekarang hanya separuhnya. Selain terjadi kenaikan harga jual tempe, kata dia, kenaikan harga minyak goreng dan ketersediaan di pasaran juga turut mempengaruhi keputusannya mengurangi pembelian tempe.

Harga jual tempe mulai dinaikkan sejak tiga hari terakhir, dari sebelumnya untuk tempe ukuran kecil dijual Rp 2.000, kini dinaikkan menjadi Rp 2.500 per buah. Sedangkan ukuran besar yang awalnya Rp 15.000, kini naik menjadi Rp 17.000.

Sebelumnya, kata dia, harga masih tetap sama, namun ukurannya diperkecil. Akan tetapi semakin tingginya harga jual kedelai akhirnya harga dinaikkan dengan ukuran yang sudah diperkecil.

Siti Aminah, pedagang tahu di Pasar Bitingan juga mengakui hal yang sama bahwa harga jual tahu juga dinaikkan dari sebelumnya Rp 7.000 per 10 buah, kini naik menjadi Rp 8.000."Kenaikan tersebut menyesuaikan harga kulakan karena per papan tahu kini dinaikkan Rp 5.000 menjadi Rp 33.000 per papan. Sedangkan setiap papanberisi 147 potong tahu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement