Selasa 22 Mar 2022 21:39 WIB

JTTS Mengikis Ketertinggalan Infrastruktur Indonesia

Fondasi infrastruktur yang baik modal untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Rangkaian kendaraan dinas yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba dilokasi acara peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)  seksi I Binjai-Pangkalan Brandan ruas Binjai-Stabat di Langkat, Sumatera Utara, Jumat (4/2/2022). Presiden Joko Widodo  meresmikan jalan tol Binjai-Stabat sepanjang 11,8 km) yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Provinsi Lampung hingga Provinsi Aceh.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) masih menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah. PT Hutama Karya (Persero) hingga saat ini masih terus menggarap pembangunan JTTS demi mengikis ketertinggalan infrastruktur di Indonesia.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan percepatan pembangunan Infrastruktur terus dikebut. Basuki menyebut, fondasi infrastruktur yang baik adalah modal untuk meningkatkan daya saing dan menuju Indonesia maju.

Baca Juga

“Masih butuh banyak sekali pembangunan infrastruktur kalau kita akan menuju ke arah negara maju, kalau kita ingin menang berkompetisi,” kata Basuki dikutip dari Laman Sekretariat Kabinet, Jumat (18/3/2022).

Sepanjang 2021 hingga awal 2022, Hutama Karya menyelesaikan konstruksi JTTS Ruas Medan – Binjai seksi 1 (Tanjung Mulia – Marelan) sepanjang 4,2 kilometer, Ruas Sigli – Banda Aceh seksi 3 (Jantho – Indrapuri) sepanjang 16 kilometer, dan Ruas Binjai – Langsa Seksi 1 Binjai Stabat sepanjang 11,8 kilometer. Konstruksi tersebut melengkapi JTTS yang sudah beroperasi sepanjang 542,8 kilometer.

Hutama Karya juga masih terus mengerjakan ruas lainnya untuk memaksimalkan konektivitas JTTS. Ruas tol yang masih dalam tahap konstruksi sepanjang 519 kilometer meliputi Tol Sigli – Banda Aceh (44 kilometer), Tol Kisaran – Indrapura (48 kilometer), Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143 kilometer), Tol Sp. Indralaya – Muara Enim (121 kilometer), Tol Padang – Sicincin (37 kilometer), Tol Pekanbaru – Pangkalan (64 kilometer), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 kilometer) dan Tol Stabat – Pangkalan Brandan (44 kilometer).

Pemerintah menegaskan JTTS dibangun tidak hanya meningkatkan Infrastruktur saja. JTTS juga harus mampu menangkap pengembangan ekonomi wilayah.

Pada akhir tahun lalu, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I Kementerian PUPR Hari Suko Setiono mengungkapkan kondisi ekonomi kawasan yang dilewati JTTS yang sudah terbangun belum meningkat secara signifikan.

“Perlu langkah-langkah strategis, agar ruas jalan tol tersebut memberikan dampak signifikan pengembangan ekonomi wilayah sesuai harapan,” tutur Hari.

Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Budi Harimawan Semihardjo mengatakan Jalan Tol Trans Sumatra memiliki peran untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Budi mengungkapkan dari alokasi pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan daerah.

“Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi,” tutur Budi.

Menikmati kemudahan konektivitas

Sebagai warga Lampung, Amin Nugrah (27 tahun) mengaku sudah menikmati kemudahan konektivitas sejak JTTS hadir. Dalam mobilitasnya, Amin menggunakan JTSS untuk perjalanannya dari Bakauheni menuju Palembang, dari Bakauheni ke Bandara Lampung, dan dari Lampung ke Palembang.

“Untuk sejauh ini menurut saya fungsi JTTS itu sebagai warga Lampung membantu terus perjalanan menjadi singkat nyaman,” kata Amin kepada Republika.co.id, Selasa (22/3/2022).

Amin mengaku mendapatkan perbedaan positif yang mendasar yaitu jarak perjalanan menjadi lebih cepat terutama untuk yang sering bepergian ke luar kota. Amin mengatakan waktu perjalanan jadi jauh lebih singkat tidak harus memakan waktu hingga seharian hanya perlu beberapa jam.

Meskipun banyak kemudahan, Amin mengharapkan kualitas JTTS perlu ditingkatkan. “Ada bagian yang berlubang dan masih harus sering diperbaiki. Ada yang tidak rata dan ada kejadian2. Saat di bagian penyambung di jembatannya suka gelombang,” tutur Amin.

Selain Amin, ada juga Andin (27 tahun) yang juga mengaku sudah merasakan manfaat dari JTTS. Andin menuturkan, waktu perjalanan yang lebih cepat menjadi poin utama.

“JTTS bagus sih, biasanya ke Lampung Tengah hitungan jam sekarang sudah bisa hanya 30 sampai 45 menit udah sampai,” kata Andin.

Andin mengungkapkan hal tersebut sangat memberikan manfaat. Meskipun begitu, Andin merasa fasilitas penerangan dan kualitas jalan perlu terus ditingkatkan. Sebab, Andin menuturkan JTTS mampu memberikan manfaatkan sehingga kualitas yang baik juga perlu ditingkatkan agar tetap menjadi andalan masyarakat.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro memastikan perbaikan yang dilakukan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). “Tidak hanya dari sisi operasional seperti fasilitas pendukung dan transaksi yang akan terus ditingkatkan, tetapi juga dari sisi pemeliharaannya yaitu dengan terus melakukan perbaikan secara rutin agar meningkatkan kualitas kondisi fisik tol yang baik dan dapat mencapai zero pothole, khususnya pada daerah Lampung hingga Palembang,” kata Koentjoro dalam pernyataan tertulisnya.

Koentjoro mengatakan, Hutama Karya berusaha untuk dapat memenuhi target waktu penyelesaian pemeliharaan yaitu pada April 2022. Untuk memenuhi target tersebut, Hutama Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) membantu menyelesaikan perbaikan pada ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung.

“Kami fokus memperbaiki ruas yang terdapat titik-titik kerusakan dan memantau maintenance pada ruas-ruas yang kami kelola," jelas Koentjoro.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement