REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor Forum yang dihadirkan MNC Group kembali menuai sukses. Sebanyak 79.668 peserta ikut ambil bagian dalam konferensi virtual tahunan yang bertema “Strengthening Indonesia’s Resiliency and Transformation”.
Tema ini diangkat seiring dengan efektifnya berbagai upaya strategis dari pemangku kebijakan dan masyarakat dalam mewujudkan pemulihan ekonomi yang lebih kuat.
Selain itu, Presidensi G20 merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk memberikan kontribusi pada pemulihan ekonomi global pasca pandemi melalui penerapan berbagai strategi, transformasi, integrasi dan sinergi di semua lini.
“Perusahaan yang inisiatif belajar, membangun ketahanan korporasi, dan secara dinamis menerapkan perubahan adaptif mampu menjadi perusahaan yang memimpin dalam mewujudkan teknologi yang mendorong inovasi, efisiensi, dan transformasi pertumbuhan,” kata Hary Tanoesoedibjo, Executive Chairman MNC Group dalam rilisnya, Jumat (18/3/2022).
Dia menjelaskan bahwa MNC Investor Forum ini adalah kali kedua setelah sangat sukses dengan MNC Investor Forum yang pertama tahun 2021 yang dihadiri lebih dari 26 ribu peserta. MNC Investor Forum yang kedua ini dihadiri 79,668 peserta dari dalam dan luar negeri, 3 kali lipat lebih besar dari jumlah peserta tahun lalu.
Selanjutnya, MNC Group Investor Forum mengadakan Macro Day pada 17 Maret 2022. Berbicara pada acara tersebut, Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, bersama dengan 11 pembicara dari kementerian, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia antara lain Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, hingga Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan serta Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keynote speech di MNC Group Investor Forum 2022. Diungkapkannya, Indonesia optimistis bisa menjadi negara maju sebelum tahun 2045 lantaran massifnya pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi.
"Visi Indonesia ke depan, yakni menjadi negara maju sebelum 2045. Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan 5,7 persen seperti sebelum pandemi untuk mencapai tujuan itu," ujar Luhut.
Luhut juga memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 2015-2045 yakni sebesar 5,7 persen produk domestik bruto (PDB) per kapita. "Tahun 2023 kita harapkan bisa keluar middle income trap. Dari pertumbuhan 5,7 persen sebelum tahun 2045 harapannya kita sudah menjadi negara maju," katanya.
Dia menegaskan pula agar seluruh komponen senantiasa optimistis menghadapi tantangan termasuk pascapandemi Covid-19. Di sisi lain, transformasi yang dilakukan oleh pemerintah terus digencarkan dengan melakukan beragam perubahan.
“Perubahan di sistem kesehatan, akselesari otomasi dan digitalisasi peran Al & big data, perubahan global value chain 2045 dan peningkatan tren telework menghadapi tantangan perubahan iklim," papar Luhut.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus memasang target pertumbuhan perekonomian di 5,2 persen pada tahun 2022. “Selain itu juga mencermati berbagai risiko baik global dan domestik, termasuk tantangan penciptaan lapangan kerja. Kita harus memastikan ekonomi kita bangkit usai pandemi Covid-19," kata Airlangga.
Dia optimistis, tahun 2022 adalah tahun kelanjutan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Kedua agenda utama ini turut mendukung transformasi ekonomi sehingga dapat mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan.