Kamis 10 Mar 2022 12:07 WIB

Jaga Kinerja, Ini Strategi Mitratel

Mitratel akan terus memacu pertumbuhan organik.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Mitratel. Ilustrasi.  Untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, Mitratel memiliki empat strategi.
Mitratel. Ilustrasi. Untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, Mitratel memiliki empat strategi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel membukukan laba bersih Rp 1,38 triliun sepanjang 2021. Untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan, Mitratel memiliki empat strategi.

Corporate Secretary Mitratel Hendra Purnama menjelaskan, strategi pertama, perseroan akan terus memacu pertumbuhan organik. Mitratel akan melakukan langkah agresif untuk menangkap peluang permintaan menara baru (B2S) dan kolokasi dari operator jaringan seluler atau MNO melalui peningkatan kapasitas dan cakupan layanan.

Baca Juga

Kedua, strategi M&A untuk melengkapi pertumbuhan organik. "Perseroan akan melakukan konsolidasi industri dengan memanfaatkan kekuatan neraca dan arus kas perusahaan, serta memaksimalkan sinergi Telkom Group," kata Hendra melalui keterang tulis, Kamis (10/3/2022).

Ketiga, ekspansi ke layanan baru. Perseroan akan mengembangkan portofolio layanan infrastruktur digital yang lengkap untuk mendukung pengembangan infrastruktur penting dari MNO seperti fiber, edge infra solution, power-to-tower dan digital services (seperti IoT).

Keempat, meningkatkan efisiensi operasional. Perseroan akan mengimplementasikan inisiasi efisiensi biaya di berbagai area, seperti biaya operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas. Perseroan juga akan melakukan transformasi digital operasional dengan meningkatkan operational business process melalui integrasi sistem IT.

Dengan demikian, emiten berkode saham MTEL itu diharapkan akan terus bertumbuh dan mempertahankan reputasi perusahaan untuk bisnis yang berkelanjutan, sekaligus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan. "Tahun ini, kami menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 10 persen. melampaui rata-rata pertumbuhan industri, dengan 750 pembangunan menara dan 3.000 kolokasi secara organik, serta tambahan 3.000 tower secara inorganik," kata Hendra yang juga merupakan Direktur Investasi Mitratel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement