REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Sekuritas mencatatkan laba bersih sebesar Rp 321 miliar sepanjang 2021. Hasil tersebut naik 137 persen dari laba bersih 2020 yang sebesar Rp 135 miliar.
Direktur Operations Mandiri Sekuritas Heru Handayanto mengatakan, kinerja bisnis itu didukung oleh berhasilnya transaksi-transaksi. Baik advisory maupun capital market.
Sepanjang 2021, kata dia, Mandiri Sekuritas menjadi underwriter untuk 6 initial public offering (IPO), 6 rights issue, 41 penerbitan obligasi rupiah, 11 obligasi global, dan 18 transaksi advisory/M&A. "Beberapa transaksi landmark di antaranya IPO Bukalapak, IPO Mitratel, rights issue BRI, dan beberapa transaksi landmark M&A, seperti merger Pelabuhan Indonesia I-IV dan restrukturisasi PTPN," ujar Heru dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/3).
Berdasarkan League Table periode 2021 yang dikutip dari Bloomberg, Mandiri Sekuritas berada di posisi 1 untuk Equity Underwriting dengan pangsa pasar 35 persen. Selain itu, Mandiri Sekuritas berada di posisi 2 untuk IDR Bonds Underwriting dengan pangsa pasar 15 persen, posisi 2 untuk Equity Trading dengan pangsa pasar 7 persen, posisi 3 untuk SUN Trading dengan pangsa pasar 13 persen, dan posisi 4 untuk Global Bonds Underwriting dengan pangsa pasar 8 persen.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menyampaikan, Mandiri Sekuritas optimistis, kinerja serta permintaan investasi pasar modal dari sisi institusi dan individu akan tetap tinggi di tahun 2022. Hal ini seiring momentum pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
"Kita lihat tahun ini sangat optimis, transaksi yang direncanakan tahun ini bisa dilaksanakan. Walau kondisi global butuh perhatian lebih," tuturnya pada kesempatan serupa.
Meski begitu, ia enggan menyebutkan angka pasti target pertumbuhan perusahaan sepanjang 2022. "Tidak ada spesifik number, tapi lebih baik dari tahun lalu," kata dia.