REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasional menyebut Uni Eropa (UE) berupaya memangkas sepertiga impor gas Rusia dalam setahun dengan meningkatkan pembelian dari tempat lain, meningkatkan energi baru terbarukan (EBT), dan meningkatkan efisiensi energi.
Hal ini tertuang dalam the 10 point plan atau 10 poin rencana UE dengan rincian tidak menandatangani kontrak pasokan gas baru dengan Rusia, mengganti pasokan Rusia dengan gas dari sumber alternatif, memperkenalkan kewajiban penyimpanan gas minimum, mempercepat penyebaran proyek tenaga angin dan surya baru, memaksimalkan pembangkit listrik dari bioenergi dan nuklir.
Rencana lainnya adalah menetapkan tindakan pajak jangka pendek untuk melindungi konsumen listrik yang rentan dari harga tinggi, mempercepat penggantian boiler gas dengan pompa panas, mempercepat peningkatan efisiensi energi di gedung dan industri, mendorong pengurangan termostat sementara sebesar 1°C oleh konsumen, dan meningkatkan upaya untuk diversifikasi dan dekarbonisasi sumber fleksibilitas sistem tenaga.
IEA mengatakan bahwa upaya untuk menghapuskan gas Rusia masih dapat kompatibel dengan ambisi iklim blok tersebut. "Kebutuhan mengekang ketergantungan pada Rusia telah lama diperdebatkan di Eropa, tetapi urgensi geopolitik keamanan energi telah membawa masalah ini menjadi fokus yang tajam setelah invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina," bunyi pernyataan IEA seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (4/3/2022).
IEA mencatat UE mengimpor sekitar 155 miliar meter kubik gas dari Rusia pada tahun lalu. Sekitar 30 miliar meter kubik dapat digantikan oleh pemasok lain, sementara produksi lebih banyak tenaga dari nuklir dan sumber lainnya dan mendorong perubahan konsumsi juga akan membantu mengurangi ketergantungan pada Rusia.
Harga gas Eropa telah melonjak ke rekor terbaru sejak invasi Putin di tengah kekhawatiran bahwa pasokan mungkin berkurang atau bahkan terputus.
UE yang mengimpor sekitar 40 persen gasnya dari Rusia akan mengusulkan langkah strategis pada minggu depan. EU juga ingin mendorong tingkat minimum penyimpanan gas menjelang musim dingin mendatang.
Menurut laporan Bloomberg, Rusia tidak memberikan indikasi memotong pasokan gas, tetapi ada kekhawatiran hal itu dapat menghentikan aliran sebagai pembalasan atas sanksi.
Komisaris Energi UE Kadri Simson mengatakan minggu ini UE sedang mempersiapkan skenario seperti itu, dan berusaha dapat melewati musim dingin ini dengan aman."Dengan perang Rusia di Ukraina mendorong banyak negara menilai kembali sumber pasokan energi mereka," ucap Simson.
Simson menyebut pembangkit tenaga listrik industri Jerman dapat menunda keluarnya dari batu bara, sambil meningkatkan energi terbarukan dan menghidupkan kembali rencana untuk mengimpor gas alam cair. Ia bahkan mengisyaratkan akan melunakkan penentangannya terhadap tenaga nuklir, sebuah pergeseran yang didukung oleh IEA.
"Hal ini berguna bagi negara-negara yang pensiun pembangkit nuklir untuk melihat kembali jadwal. Mungkin ada manfaat untuk meninjau kembali keputusan itu," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.
Meskipun tidak disebutkan dalam rencana 10 poin, energi dengan bahan bakar batu bara juga dapat memainkan peran dalam upaya pengurangan impor gas Rusia lebih cepat. Namun hal ini akan berimplikasi terhadap target iklim yang telah dicanangkan.