Kamis 17 Feb 2022 20:59 WIB

Covid-19 di Bandar Lampung Melonjak, Pasar Murah Disetop

Wali Kota Bandar Lampung menyebut pasar murah akan digelar lagi jelang Ramadhan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) bersama Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana (kanan) memberikan kantong berisi minyak goreng kepada warga saat Operasi Pasar Murah di Lampung. Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menghentikan sementara kegiatan pasar murah sembako, yang telah berjalan beberapa kali. Pasar murah akan digelar lagi menjelang bulan Ramadhan.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) bersama Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana (kanan) memberikan kantong berisi minyak goreng kepada warga saat Operasi Pasar Murah di Lampung. Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menghentikan sementara kegiatan pasar murah sembako, yang telah berjalan beberapa kali. Pasar murah akan digelar lagi menjelang bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kasus positif Covid-19 di Kota Bandar Lampung melonjak signifikan, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menghentikan sementara kegiatan pasar murah sembako, yang telah berjalan beberapa kali. Pasar murah akan digelar lagi menjelang bulan Ramadhan.

“Kita hentikan sementara, akan dilanjutkan lagi menjelang bulan Ramadhan, pertengahan, dan menjelang Idul Fitri,” kata Wali Kota Eva Dwiana di Bandar Lampung, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga

Eva mengatakan penghentian sementara pasar murah yang sudah berjalan beberapa kali di berbagai kecamatan, terpaksa disetop mengingat jumlah kasus positif Covid-19 semakin meningkat. Menurut dia, tujuan pasar murah untuk memberikan keringanan kepada warga untuk mendapat bahan pokok dengan harga murah dan terjangkau.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung I Kadek Sumarta membenarkan pasar murah di dalam kota dihentikan sementara, karena meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Bandar Lampung beberapa pekan terakhir.

Menurut dia, selama ini sudah berjalan pasar murah tersebar di tujuh tempat. Pasar murah akan dilanjutkan lagi tentunya setelah melihat perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bandar Lampung mulai mereda atau melandai.

Pemantauan Republika.co.id, Kamis (17/2) petang, sejumlah warga terutama ibu rumah tangga dan pedagang UMKM rela mengantre panjang untuk mendapatkan minyak goreng (migor) kemasan harga Rp 14.000 per liter di Jl Cut Nyak Dien, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung. Mereka berharap mendapat migor kemasan harga pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dapur rumah tangganya.

Ramainya orang yang ingin mendapatkan migor di pinggir jalan tersebut menyebabkan terjadinya kerumunan orang pada masa pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM Level 3. Terlihat pembelian migor tersebut dilakukan dengan menyediakan satu mobil boks berisi beberapa kartun migor.

Warga yang berhak beli dan mendapatkan jatah migor dua liter setelah menukarkan kupon kepada petugas. Antrean panjang dan kerumunan warga menyebabkan terjadi kemacetan arus lalu lintas di saat jam pulang kantor.

“Mau kemana lagi dapat minyak goreng, kalau tidak ikut antrean panjang seperti ini. Sekarang susah cari minyak goreng murah,” kata Yanti (38 tahun), ibu rumah tangga bermukim di Gedung Air.

Stok migor di rumah Yanti tinggal sedikit, sedangkan untuk kebutuhan masak besoknya ia memerlukan setidaknya satu liter migor lagi, agar bisa aman untuk kebutuhan masak dua hari ke depan. Ia telah mencari di toko ritel moderen, namun stok habis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement