REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai tulang punggung untuk menyuplai energi bersih di Indonesia pada tahun 2060."Kami akan menggunakan tenaga surya untuk menjadi tulang punggung energi terbarukan," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin (14/2/2022).
Program menjadikan PLTS sebagai tulang punggung energi bersih tak lepas dari letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, sehingga memberikan potensi sumber daya radiasi matahari yang melimpah. Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, total potensi energi surya di Indonesia mencapai 3.294 gigawatt peak (GWp).
Pemerintah akan memaksimalkan pemanfaatan potensi ini dengan membangun PLTS di kawasan perumahan, lapangan terbuka, savana hingga mengecualikan area hutan lindung. Potensi besar itu juga didukung oleh radiasi matahari yang dapat mencapai lebih dari 3,75 kWh per meter persegi per hari, sehingga mampu membuat panel surya bekerja maksimal untuk menghasilkan listrik.
Dalam empat dekade ke depan, Indonesia membutuhkan investasi sebesar 169.703 juta dolar AS untuk membangun PLTS berkapasitas 361 gigawatt atau 61 persen dari total keseluruhan kapasitas energi bersih saat itu sebesar 587 gigawatt. Perhitungan investasi dengan kapasitas pembangkit listrik surya yang akan dipasang tersebut mengacu kepada target penurunan emisi karbon di sektor energi.
Apalagi pemerintah Indonesia secara tegas mengatakan akan menghentikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara mulai tahun 2030."Untuk memenuhi permintaan terhadap energi listrik dan untuk mencapai target emisi nasional, maka kami memiliki target untuk memasang 587 pembangkit energi baru terbarukan sampai tahun 2060," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Lebih lanjut dia berharap peta jalan pembangunan energi terbarukan yang dimiliki oleh Indonesia saat ini bisa menarik minat investor untuk menamakan modal pada proyek setrum bersih."Ini adalah peta jalan yang telah kami rencanakan. Kami berharap ini bisa menarik investor untuk datang dan bergabung dengan proyek di Indonesia, karena target yang kami miliki cukup ambisius untuk bisa diterapkan," ucap Arifin.