Kamis 10 Feb 2022 11:14 WIB

IHSG Diproyeksi Melaju Positif, Sekuritas Sarankan Beli Saham-Saham Ini

IHSG hari ini diyakini melaju positif terdorong saham-saham bluechip LQ45

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga melihat indeks harga saham gabungan IHSG di Depok, Jawa Barat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (10/2). IHSG dibuka menguat ke level 6.859,33 dan terus kembali menembus level tertinggi 6.871,98.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warga melihat indeks harga saham gabungan IHSG di Depok, Jawa Barat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (10/2). IHSG dibuka menguat ke level 6.859,33 dan terus kembali menembus level tertinggi 6.871,98.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (10/2). IHSG dibuka menguat ke level 6.859,33 dan terus kembali menembus level tertinggi 6.871,98. 

Kenaikan IHSG utamanya ditopang oleh penguatan saham-saham blue chip yang tercermin dari indeks LQ45. Kelompok 45 saham paling likuid ini menguat signifikan sebesar 0,72 persen dan mampu membuat IHSG bertahan di zona hijau. 

Baca Juga

Beberapa saham penghuni indeks LQ45 yang memimpin kenaikan antara lain TLKM melesat 3,04 persen, BRPT meroket 2,56 persen serta ANTM dan TINS masing-masing melompat 2,25 persen dan 2,17 persen. 

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan pasar saham hari ini dipengaruhi oleh sentimen global. "Sentimen pasar membaik seiring dengan munculnya sinyal meredanya ketegangan antara Rusia dan Ukrania," kata Phillip Sekuritas Indonesia, Kamis (10/2). 

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG kembali menguat hari ini. Investor mengantisipasi rilis data inflasi (CPI) AS nanti malam dengan ekspektasi bahwa inflasi umum  (Headline CPI) untuk bulan Januari di ramal akan naik 7,2 persen yoy, tertinggi sejak 1982 dan lebih cepat dari kenaikan 7,0 persen yoy di bulan Desember 2021.

Jika ternyata inflasi keluar lebih tinggi dari estimasi, maka akan memicu kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed) di bulan Maret nanti serta meningkatkan volatilitas di pasar saham dan pasar obligasi.

Secara teknikal, Phillip Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham CSRA dengan target price 590-615 dan stop loss di level 540. Rekomendasi beli juga disematkan pada saham ASSA dengan target price 2.720-2.790 dan stop loss di level 2.460. 

Saham lainnya yang dinilai berpotensi menguat yaitu BJTM. Phillip Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham BJTM dengan target price 795-815 dan stop loss di level 725. 

Baca juga: Erick: Pertamina Grand Prix of Indonesia Jadi Branding Resmi MotoGP Mandalika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement