REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi rumah tangga mencatatkan angka pertumbuhan sebesar 3,55 persen pada kuartal IV 2021. Meski bukan menjadi yang paling tinggi pertumbuhannya, sumbangan konsumsi rumah tangga mencapai 52,9 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sumbangan konsumsi rumah tangga menjadi yang terbesar dari enam kelompok pengeluaran penyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Ada berbagai faktor yang mendorong (peningkatan) konsumsi rumah tangga, salah satunya penjualan eceran tumbuhnya 8,74 persen, itu menguat kalau dibandingkan dengan kuartal IV 2020 lalu," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).
Lebih detail, Margo menerangkan porsi konsumsi masyarakat terbesar untuk makanan dan minuman yakni sebesar 40,73 persen. Selain itu, pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi juga cukup besar sebesar 40,68 persen serta untuk perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 13,4 persen.
"Jadi tiga kelompok inilah yang berpengaruh besar ke peningkatan konsumsi rumah tangga," kata Margo.
Peningkatan konsumsi masyarakat itu juga tercermin dari data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada kuartal IV yang mencapai 50,17 poin. Penjualan mobil di kuaertal yang sama pun naik 62,31 persen yoy ataus ebanyak 259,7 ribu unit.
Berdasarkan series data kuartalan sepanjang 2021, konsumsi rumah tangga sempat mengalami pertumbuhan negatif 2,21 persen pada kuartal pertama tahun lalu.
Memasuki kuartal kedua, pertumbuhan konsumsi melonjak menjadi 5,96 persen dan anjlok ke level 1,02 persen seiring dengan pengetatan aktivitas di kuartal III. Konsumsi rumah tangga pun kembali meningkat ke level 3,55 persen di kuartal IV sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penurunan signifikan kasus Covid-19 di akhir tahun.