REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON -- Jamaika akan meluncurkan mata uang digitalnya pada kuartal pertama tahun ini. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menurunkan biaya transaksi dan menyediakan layanan keuangan kepada warga yang tidak menggunakan bank.
Bank of Jamaica mengatakan pada bulan Desember bahwa mereka menyelesaikan proyek percontohan yang mengeluarkan mata uang baru tersebut sejumlah 230 juta dolar Jamaika atau 1,5 juta dolar AS. Sebelumnya, hal serupa juga dilakukan di Karibia Timur.
"Mayoritas orang Jamaika secara finansial dikecualikan. Untuk memasukkan mereka ke dalam sistem keuangan formal, kami memutuskan bahwa mata uang digital bank sentral akan menjadi peluang yang bagus," kata deputi gubernur Bank of Jamaica Natalie Haynes dilansir Reuters, Selasa (1/2/2022).
Haynes mengatakan bank ditargetkan dapat mengganti 5 persen dolar Jamaika dengan mata uang digital baru setiap tahun. Sejumlah lima juta dolar Jamaika atau sekitar 38 ribu dolar AS dikeluarkan.
NCB mendaftarkan 57 pelanggan untuk menggunakan mata uang baru.
"Ini adalah cara pembayaran yang berbeda dan memungkinkan transaksi peer-to-peer yang mudah," kata chief product officer untuk TFOB (2021), John-Matthew Sinclair.
Pelanggan mendaftar untuk dompet digital, di mana mereka dapat menyetor dana dengan imbalan mata uang digital yang kemudian dapat digunakan dalam transaksi. Di Karibia Timur, program peluncuran mata uang digital disebut dengan DCash.
Antigua dan Barbuda, Granada, Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia dan Saint Vincent sekarang menggunakan DCash. Pada tahun 2020, Bahama adalah negara pertama di kawasan yang mengeluarkan mata uang digital.