REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Krisis perusahaan energi di Inggris memengaruhi jutaan rumah tangga. Kegagalan akibat pemasok energi di Inggris terjadi karena ketidakpastian kenaikan dalam harga listrik dan gas alam.
Menurut Bill Bullen, CEO dari Utilita Energy Ltd, pemasok energi rumah tangga sedang berjuang mengatasi hal itu. Namun, ketegangan juga mempengaruhi mereka yang menjual ke bisnis, berpotensi memperluas dampak krisis. Perjuangan perusahaan energi di Inggris saat ini disebut begitu berat, membuat hingga 25 perusahaan gagal selama enam bulan terakhir.
Kegagalan itu juga tercatat mempengaruhi lebih dari empat juta rumah tangga di Inggris. Hal ini sudah meningkatkan tekanan kepada pemerintah negara itu untuk segera bertindak.
“Banyak perusahaan akan melihat tekanan yang berkelanjutan. Tidak hanya di sektor perumahan, tetapi dapat menyebar ke penyedia listrik hingga bisnis,” ujar Bullen, dilansir BNN Bloomberg, Rabu (26/1).
Konsumen Inggris sejauh ini terlindung dari dampak terburuk krisis dengan pembatasan harga. Hal ini disebut bisa berubah secara dramatis dengan regulator Ofgem karena mengumumkan batas yang lebih tinggi pada Februari.
Tagihan yang melonjak dapat mencapai 22 juta pelanggan pada April, berpotensi memengaruhi daya beli ritel. Bullen mengatakan bahwa tanpa ini menjadi perubahan besar dalam harga ritel atau eceran.
"Ini tanpa diragukan lagi merupakan perubahan tunggal terbesar dalam harga eceran yang pernah kami lihat," jelas Bullen.