REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan hari ini, Senin (24/1). IHSG melemah ke level 6.700,82 setelah menguat signifikan pada penutupan perdagangan kemarin.
Penurunan tajam saham indeks LQ45 menyebabkan pergerakan IHSG pagi ini tertekan. Saham-saham paling liquid memimpin pelemahan antara lain BBCA terpangkas 1,57 persen, EMTK amblas 2,78 persen, TLKM melemah 1,39 persen hingga BBRI melemah 0,96 persen.
Secara umum, sektor yang melemah yaitu industri dasar seebsar 0,49 persen, infrastruktur sebesar 0,51 persen, keuangan sebesar 0,63 persen, konsumer primer sebesar 0,28 persen, teknologi sebesar 0,92 persen. Sektor kesehatan juga turun sebesar 0,35 persen dan aneka industri turun sebesar 0,23 persen.
Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa saham global juga ringsek ke zona merah. Bursa utama Wall Street seperti Nasdaq adalah yang paling besar penurunannya yaitu 2,72 persen diikuti S&P 500 terpangkas 1,89 persen dan DJI melemah 1,30 persen.
Sedangkan di Asia, Hang Seng menjadi yang paling dalam penurunannya sebesar 1,10 persen serta Nikkei 225 terkoreksi sebesar 0,55 persen. Demikian halnya di Eropa, Xtra Dax terpangkas hingga 2,10 persen dan FTSE 100 menyusut 1,20 persen.
Di tengah pergerakan IHSG yang cenderung lesu ini, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli sejumlah saham antara lain MEDC. Saham ini dinilai prospektif didukung sentimen aksi korporasi perseroan.
MEDC memastikan rencana akuisisi ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd dengan nilai mencapai 1,32 miliar dolar AS. Transaksi ini akan dilakukan oleh Medco Energi Global PTe yang merupakan anak usaha tidak langsung perseroan yang sepenuhnya dimiliki perseroan.
Indo Premier Sekuritas juga merekomendasikan beli saham BBRI. Secara teknikal, BBRI memiliki peluang menguat seiring harga ditutup di atas EMA5,10 dan membentuk pola white closing marubozu. Ini merupakan sinyal bullish continuation.
Selanjut, saham yang juga direkomendasikan beli adalah ITMG. Saham ITMG dinilai prospektif didukung sentimen kinerja keuangan perseroan yang cemerlang sepanjang kuartal ketiga 2021 dengan membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 51,9 persen.
Terakhir, rekomendasi beli juga disematkan pada saham INDF didukung oleh sentimen positif kinerja keuangan perseroan. Hingga semester ketiga 2021, INDF membukukan kenaikan laba bersih menjadi sebesar Rp 5,41 triliun.