REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomitmen mendorong para generasi muda menjadi juara dalam bidang teknologi dan digital. Erick ingin anak-anak muda Indonesia dapat menjadi orang kaya baru.
Menurut Erick, struktur orang terkaya di Indonesia berbeda dengan negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) yang telah berubah karena ditempati pengusaha bidang teknologi.
"Coba kalau kita lihat daftar orang kaya di Indonesia, bosan, yang kaya itu-itu saja. Kalau kita lihat di luar negeri coba ada yang namanya Elon Musk. Dulu enggak ada namanya Elon Musk. Bill Gates ada, tapi ada Elon Musk sekarang," ujar Erick saat live Instagram Indonesia Digital Tribe 101 di Jakarta, Senin (17/1).
Erick telah menugaskan BUMN untuk aktif membantu generasi muda untuk memiliki wadah yang tepat dalam menciptakan pengusaha-pengusaha baru di bidang teknologi.
Erick berharap IDT dapat melahirkan para pengusaha teknologi. Erick mencontohkan gim lokal yang harus menjadi keberpihakan mengingat mayoritas infrastruktur teknologi adalah investasi dari pemerintah dan BUMN melalui Telkom dan Telkomsel.
"Gim memakai infrastruktur yang diinvestasi pemeirntah, kalau tidak ya Telkom dan Telkomsel, tapi yang masuk game asing. Kita tidak antiasing tapi kita dorong anak muda Indonesia buat game sendiri apakah kita biayai atau investasi," ujar Erick.
Erick mengajak generasi muda berani menciptakan inovasi dalam bidang teknologi. Erick juga mengatakan, IDT merupakan sebuah ekosistem digital yang bakal menjadi tumpuan bagi Indonesia ke depan dalam menghadapi perubahan zaman.
Erick mengaku telah mengajak Mendikbudristek Nadiem Makariem dan Pendiri Narasi TV Najwa Shihab berkolaborasi untuk menciptakan orang kaya baru di Indonesia.
"Nanti dari BUMN menyiapkan sistim pembiayaannya atau berupa investasi bisa berupa bantuan modal atau pinjaman. Nah, Mbak Nana (Najwa Shihab) menciptakan pada komunitasnya, kan memang ahlinya. Sementara dari Mas Nadiem menyiapkan sumber tenaga kerjanya, yang siap pakai. Baik itu dari SMK maupun dari universitas. Ini kita kolaborasi semua," ujar Erick.
Dalam ekosistem tersebut, BUMN menggandeng banyak pihak, mulai dari swasta hingga komunitas. Erick tak ingin BUMN menjadi menara gading dalam perekonomian Indonesia. Terlebih, saat menghadapi persaingan global memerlukan kolaborasi lintas elemen dengan memperkuat ekosistem yang terintegrasi.
"Ekosistem ini jangan kalahan tapi menangan. Karena itu, tidak mungkin kita membuat ekosistem dengan ego sektoral," kata Erick.
Erick menilai terdapat tiga kunci utama bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan digital yakni adaptasi, mengerti perubahan teknologi, dan memiliki sifat analitikal dengan menggunakan data dan fakta.
"Covid seperti komet pada dinosaurus, membuat perubahan total dan adaptasi yang luar biasa. Berat memang tapi tetap kerja keras, semangat, dan jangan putus asa," kata Erick.
Lihat: Dukung DiIndonesiaAja, Garuda Indonesia Siapkan Program Wisata Nusantara
Pendiri Narasi, Najwa Shihab, mengatakan, IDT merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan skill dan mindset digital generasi muda Indonesia.
Najwa menilai Indonesia harus bersiap dalam mengantisipasi perubahan akibat digitalisasi yang kini sudah terjadi di segala lini, mulai dari cara kerja, usaha, hingga gaya hidup. Najwa menyebut kesiapan digital mendorong kemandirian Indonesia agar tak selalu menjadi pasar bagi negara lain.
"Kita harus kembangkan skill dan mindset digital, teknologi harus kita yang kendalikan. Alhamdulillah IDT yang daftar sudah 14 ribu dan masih ada kesempatan mendaftar hingga 19 Januari," kata Najwa.