REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meresmikan gerai nasabah prioritas yang memiliki saldo rekening minimal Rp 500 juta. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI akan terus meningkatkan layanan bagi nasabah prioritas.
Hingga kini, jumlah dana kelolaan layanan khusus nasabah prioritas mencapai lebih dari Rp 50 triliun yang berasal dari penghimpunan dana sekitar 40 ribu nasabah. Tambahan gerai BSI Prioritas baru berada di kantor pusat BSI di The Tower Jakarta.
"Gerai BSI Prioritas ini dikhususkan untuk nasabah yang masuk dalam segmen affluent and high net worth, yaitu nasabah yang memiliki Asset Under Management (AUM) mulai dari Rp 500 juta," katanya saat peluncuran Outlet BSI Prioritas di The Tower Jakarta, Rabu (12/1/2022) lalu.
Outlet Prioritas kesepuluh ini melengkapi layanan segmen atas, yang sudah hadir di sembilan titik lainnya yang tersebar di beberapa kota antara lain Aceh, Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang dan Makassar. Menurut Hery, dengan terus bertambahnya outlet BSI Prioritas, maka dapat meningkatkan layanan wealth management berbasis syariah di Indonesia.
Hingga saat ini, ada beragam produk wealth management yang ditawarkan BSI kepada nasabah prioritas seperti investasi melalui Reksa Dana Syariah, Sukuk dan Bancassurance. Wealth management merupakan salah satu segmen individual di perbankan yang memiliki potensi besar dengan pertumbuhan positif.
Walaupun jumlah rekening segmen tersebut tidak sampai satu persen dari total rekening DPK di bank, namun porsi secara nominal mencapai di atas 50 persen dari total nominal simpanan individu. Ia optimistis layanan wealth management berbasis syariah akan terus berkembang, seiring dengan kinerja private wealth management di Indonesia yang semakin baik.
"Bisnis di segmen ini merupakan sektor yang berkembang dan mempunyai potensi besar dalam memberikan nilai atau keuntungan bagi perbankan," kata Hery.
Ia menambahkan, melalui layanan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan aset nasabah sehingga memberikan kemaslahatan bagi keluarga dalam hal waris. Serta manfaat yang berkelanjutan melalui pembayaran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf).
Kehadiran BSI Prioritas diharapkan menbawa kebaikan tidak hanya bagi nasabah tapi juga masyarakat luas. Aset finansial dapat dikelola dengan baik, sehingga tidak hanya bertumbuh, tapi juga memberikan manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan.
"BSI optimistis bahwa aset kekayaan yang dimiliki oleh segmen prioritas dapat memberikan nilai lebih dari sisi penyaluran Ziswaf kepada kaum yang membutuhkan," katanya.
Hal ini sejalan dengan kehadiran BSI yang memiliki keunikan produk, inklusif, modern dan terdigitalisasi dengan prinsip syariah. Mengingat nasabah prioritas punya kebutuhan khusus seperti dalam hal perpajakan, BSI juga menyediakan layanan terkait.
Hery mengatakan, BSI mendukung Program Pengungkapan Sukarela (PPS) Wajib Pajak (Tax Amnesty Jilid II) yang mulai diberlakukan pemerintah awal tahun ini. Untuk itu, melalui Outlet Prioritas, BSI juga akan membantu mensosialisasikan program tax amnesty dengan cara menyediakan fasilitas konsultasi perpajakan.
"Nasabah prioritas dapat melaporkan dan membayarkan pajaknya, selain memperoleh layanan pengelolaan dana secara komprehensif," katanya.
Kebijakan pemerintah menetapkan Tax Amnesty Jilid II memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis private wealth management. Dari penyelenggaraan program Tax Amnesty ini menciptakan lebih banyak peluang dari segmen wealth di Indonesia untuk tumbuh lebih optimal.