REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), anak usaha BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero), mencatat produksi pupuk jenis amonia, urea, dan NPK pada 2021 melampaui realisasi pada 2020 di tengah ancaman kekurangan suplai gas. Senior Vice President Operasi PT Pusri Palembang Sholikin di Palembang, Jumat (31/12), mengatakan produksi amonia hingga akhir 2021 mencapai 1,36 juta ton atau 106,3 persen dari produksi pada 2020 sebanyak 1,28 juta ton.
Untuk urea, kinerja produksi sebanyak 2,05 juta ton atau sebesar 100,3 persen dari produksi tahun lalu. Sedangkan, untuk kinerja produksi NPK pada 2021 sebanyak 287.126 ton atau 145,7 persen dari produksi pada 2020 sebanyak 197.368 ton.
Sholikin mengemukakan pencapaian produksi itu tidak terlepas dari proses digitalisasi yang telah berjalan di perusahaan. "Mulai dari dashpro untuk perencanaan dan pengendalian produksi, digital fertilizer untuk operasional pabrik, serta asset performance management (APM) untuk pengelola aset pabrik," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Pusri Tri Wahyudi Saleh mengatakan perusahaan terus berupaya mengatasi berbagai kendala dalam produksi sehingga bisa melampaui target yang ditetapkan. "Kami terus berkoordinasi dengan suplier gas, bahkan untuk mengantisipasi sudah bikin skenario lain, seperti mencari suplier baru untuk menjamin pasokan gas," ujar dia.
Terkait penerapan digitalisasi, Tri menambahkan, perusahaan akan memaksimalkan pemanfaatan transformasi teknologi digital yang terintegrasi. Menurutnya penerapan digitalisasi akan difokuskan untuk bidang produksi sehingga memudahkan monitoring operasional pabrik.
"Dengan teknologi transformasi digital dapat meningkatkan komunikasi dan akses informasi antar karyawan khususnya di unit produksi, sehingga kinerja produksi dapat semakin meningkat," katanya.
Bahkan ke depan Pusri meluncurkan aplikasi tracking online juga akan melengkapi proses digitalisasi proses distribusi pupuk. Tracking online merupakan sebuah program inovasi sistem antrian pupuk lini 1, yang dapat mempermudah untuk pemesanan dan pengangkutan pupuk, dan pengaturan antrean agar dapat lebih efektif dan optimal.
"Pada tahun ini juga menjadi catatan positif bagi Pusri, karena bisa meluncurkan NPK tanaman kopi dan singkong yang dapat digunakan oleh petani di Sumsel dan Lampung," kata dia.