REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan himpunan bank milik negara (Himbara) untuk mencari pendanaan bagi proyek kilang Balikpapan senilai 7 miliar dolar AS. Direktur Keuangan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Fransetya Hutabarat menjelaskan Pertamina terus menjalin sinergi dengan mitra strategis guna memperkuat skema pendanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Untuk mengoptimalkan strategi pendanaan RDMP Balikpapan tersebut, PT KPI menjalin kerja sama dengan perbankan di antaranya Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Syariah Indonesia, untuk terlibat dalam skema Project Financing.
“Saat ini tahapan pendanaan terus bergulir dimana terdapat beberapa Bank yang telah mengirimkan Letter of Interest dan menginformasikan besaran dana yang siap dialokasikan untuk pendanaan megaproyek ini. PT KPI sudah melakukan komunikasi intens ke Himbara serta beberapa bank asing,” jelas Fransetya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/12).
Skema investasi yang kuat dilakukan untuk menunjang keberlangsungan RDMP Balikpapan, megaproyek kilang dan petrokimia yang bertujuan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Mengingat RDMP Balikpapan ini merupakan salah satu proyek terbesar Pertamina, skema pendanaan yang berkelanjutan merupakan fokus perusahaan untuk mendukung kelancaran proyek.
Saat ini PT KPI juga tengah menggarap berbagai proyek strategis dan membuka peluang untuk investasi dari pihak luar. Terdapat 12 proyek strategis di antaranya Biorefinery Cilacap, RDMP di kilang eksisting, Proyek Petroleum To Pharmaceutical, Petrochemical Jabar dan lainnya.
"Pertamina melalui PT KPI menyambut hangat partisipasi pihak eksternal, baik domestik maupun luar negeri, yang tertarik untuk menjadi mitra maupun financier guna mendukung pendanaan dan pembangunan proyek-proyek yang ada di seluruh kilang Pertamina," ujar Fransetya.