REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan pertumbuhan bisnis 15-20 persen pada 2022.
Direktur Bank Muamalat Indonesia, Achmad Kusna Permana menyampaikan, target tersebut akan dicapai dengan sejumlah strategi. "Tahun depan insya Allah kita targetkan 15-20 persen untuk pertumbuhan semuanya, seperti pembiayaan, DPK dan lain-lainnya," kata dia saat berkunjung ke kantor Republika, Selasa (28/12).
Permana mengatakan, saat ini Bank Muamalat sedang kelebihan likuiditas seperti kondisi perbankan pada umumnya karena pandemi. Perbankan sedang sangat berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan.
Untuk tahun depan, Bank Muamalat akan fokus menggarap Islamic segment, terutama haji umrah. Bank Muamalat akan menggencarkan berbagai sinergi, seperti dengan Kementerian Agama untuk melayani kebutuhan jamaah dan calon jamaah haji.
Direktur Keuangan Bank Muamalat Hery Syafril menambahkan, saat ini mayoritas portofolio pembiayaan Bank Muamalat masih lebih besar wholesale yakni sekitar 55 persen. Namun dalam 2-3 tahun kedepan, portofolio pembiayaan ritel akan menjadi mayoritas sekitar 70 persen.
"Tahun depan kita akan menjaga non performing financing (NPF) di bawah satu persen, seperti saat ini sudah satu persen," kata Hery.
Portofolio bermasalah Bank Muamalat telah dipindahkan ke PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar sekitar Rp 10 triliun. Ini membuat rasio pembiayaan bermasalah Bank Muamalat menurun sangat signifikan menjadi sekitar satu persen.