Selasa 28 Dec 2021 16:21 WIB

KKP Jamin Stok Ikan Aman untuk Natal dan Tahun Baru

Volume ketersediaan ikan selama Desember 2021 dan Januari 2022 sebesar 2.497.000 ton.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menjajakan ikan hasil tangkapan nelayan setempat di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (14/12/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi permintaan ikan akan meningkat sebesar 10 persen sampai 20 persen saat Natal dan Tahun Baru.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Pedagang menjajakan ikan hasil tangkapan nelayan setempat di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (14/12/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi permintaan ikan akan meningkat sebesar 10 persen sampai 20 persen saat Natal dan Tahun Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi permintaan ikan akan meningkat sebesar 10 persen sampai 20 persen saat Natal dan Tahun Baru. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti memaparkan jenis ikan yang diburu masyarakat untuk merayakan momen pergantian tahun antara lain tuna, kakap, kerapu, kuwe, bawal, bobara, bandeng serta ikan air tawar seperti gurame dan nila. 

"Untuk ikan-ikan tersebut kami prediksi mengalami peningkatan permintaan hingga 50 persen," ujar Artati di Jakarta, Selasa (28/12).

Baca Juga

Kendati mengalami peningkatan, Artati memastikan volume ketersediaan ikan selama Desember 2021 dan Januari 2022 sebesar 2.497.000 ton. Dia pun menegaskan jumlah tersebut sangat mencukupi ketersediaan ikan pada Natal dan menjelang Tahun Baru. Terlebih kebutuhan ikan diperkirakan sebesar 2.230.000 ton pada periode tersebut.

"Kami perkirakan terdapat surplus ketersediaan ikan sebesar 267 ribu ton," sambung Artati.

Guna menjaga stabilitas pasokan dan harga ikan saat Natal dan Tahun Baru, Artati menyebut KKP telah menyiapkan sejumlah langkah seperti pengembangan program penangkapan terukur dan pengembangan perikanan budidaya. Selain itu, KKP juga telah melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan pemasok, asosiasi, BUMN perikanan, retail modern, rumah makan, dan dinas kelautan dan perikanan untuk mengamankan pasokan dan harga ikan.

Artati mengungkapkan, jajarannya juga telah menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak (BPS, Kemendag, unit Eselon I lingkup KKP, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi di beberapa lokasi survei, stakeholders perikanan terkait lainnya,  pedagang grosir/eceran, restoran serta pasar ritel modern di beberapa kota besar). Selanjutnya, tim Ditjen PDSPKP melakukan survei lapangan ke beberapa kota besar di antaranya Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar, Manado dan Ambon.

"Langkah lain yang kita lakukan ialah fasilitasi sarana rantai dingin berupa cold storage, pabrik es dan kendaraan berpendingin," kata Artati.

Tak hanya itu, lanjut Artati, KKP juga mengimplementasikan Sistem Resi Gudang komoditas ikan, kemitraan dengan marketplace serta penyedia jasa logistik untuk keterjangkauan ikan serta melakukan monitoring pasokan dan harga ikan.

"Intinya kita antisipasi, jadi masyarakat tak perlu khawatir untuk merayakan momen natal dan pergantian tahun dengan menu-menu ikan," ucap Artati.

Sebelumnya, pada Peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) 2021 Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berharap kebutuhan protein masyarakat bisa terpenuhi dari ikan. Menurutnya, KKP memiliki tiga program terobosan guna memastikan keberlanjutan sumber daya ikan.

"(Kita) mengelola sumber daya kelautan tetap sehat supaya hasilnya bisa memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia," ujar Trenggono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement