Senin 13 Dec 2021 14:55 WIB

Outlook Negatif, Pefindo Beri Peringkat idBBB+ untuk INKA

INKA dinilai masih memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mengerjakan pembuatan Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), di PT Industri Kereta Api (Inka), Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/12). INKA mendapatkan peringkat idBBB+ dengan outlook negatif dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Foto: Antara/Siswowidodo
Pekerja mengerjakan pembuatan Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), di PT Industri Kereta Api (Inka), Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/12). INKA mendapatkan peringkat idBBB+ dengan outlook negatif dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Industri Kereta Api Indonesia (Persero) atau INKA mendapatkan peringkat idBBB+ dengan outlook negatif dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat yang sama juga disematkan untuk sukuk perseroan, Mudharabah I Tahun 2020.

Analis Pefindo Aryo Perbongso dan Samgar Effember mengatakan pemberian outlook negatif ini untuk mengantisipasi kredit yang lemah karena pengurangan program belanja modal (capex) dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Kondisi ini bisa menghambat prospek pendapatan INKA ke depan, serta perputaran persediaan yang lebih lambat sehingga membuat beban bunga meningkat. Sebab INKA sangat bergantung pada fasilitas kredit jangka pendek untuk mendanai kebutuhan modal kerjanya," kata Aryo dan Samgar dikutip Senin (13/12). 

Meski demikian, INKA dinilai masih memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Secara umum, kondisi ekonomi yang merugikan atau keadaan yang berubah cenderung melemahkan kapasitas INKA untuk memenuhi komitmen keuangannya. 

Peringkat yang disematkan ini juga mencerminkan dukungan kuat INKA dari pemerintah serta posisi pasar yang terdepan. Namun peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif, perlindungan arus kas yang lemah, dan eksposur terhadap fluktuasi biaya bahan baku dan komponen.

Peringkat INKA bisa diturunkan jika profitabilitas melemah karena beban bunga meningkat. Apabila hal ini terjadi, INKA membutuhkan pinjaman untuk mendanai kebutuhan modal kerja. Faktor lainnya yang membuat peringkat INKA turun yaitu jika belanja modal KAII dikurangi sebagai upaya untuk meminimalkan dampak dari Covid-19.

"Ini akan menghambat prospek pertumbuhan pendapatan INKA secara terus-menerus," jelas Aryo dan Samgar.

INKA adalah perusahaan manufaktur milik negara yang memproduksi produk rolling stock, dan merupakan satu-satunya pemain di Asia Tenggara dalam industri ini. Produknya antara lain gerbong penumpang, gerbong barang, beberapa unit gerbong kereta listrik (EMU), gerbong kereta diesel (DMU), lokomotif, bogie, teknik, pengadaan dan konstruksi (proyek EPC), serta layanan terkait kereta api.

INKA mempunyai dua anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya yakni PT Inka Multi Solusi yang menyediakan layanan penyedia solusi di bidang konstruksi dan perdagangan komponen atau suku cadang kereta api dan produk transportasi darat. Kemudian, ada PT Rekaindo Global Jasa yang bergerak di bidang jasa konsultasi teknik dan mendukung komponen kereta api.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement