Jumat 10 Dec 2021 10:22 WIB

Gagal Bayar, Fitch Turunkan Peringkat Dua Raksasa Properti China

Dua raksasa properti China, Evergrande dan Kaisa, gagal membayar obligasi luar negeri

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Foto udara proyek pembangunan perumahan milik developer Evergrande di Beijing, Rabu (22/9).
Foto: AP News
Foto udara proyek pembangunan perumahan milik developer Evergrande di Beijing, Rabu (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat Evergrande Group dan Kaisa Group pada Kamis (9/12). Penurunan peringkat para pengembang properti China tersebut lantaran keduanya telah gagal membayar obligasi luar negeri.

Pemyematan status default 'terbatas' dilakukan meskipun Evergrande dan Kaisa belum mengumumkan secara resmi terkait kepastian mengenai gagal bayar utangnya. Kaisa bahkan dikabarkan sedang mengupayakan proses restrukturisasi. 

Baca Juga

Utang Evergrande yang mencapai lebih dari 300 miliar dolar AS atau sekitar Rp4.313 triliun telah menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir. Krisis yang dialami oleh Evergrande juga berbuntut pada pengembang properti lainnya.

Dalam catatannya, Fitch mengatakan Evergrande tidak menanggapi permintaannya untuk konfirmasi pembayaran kupon senilai 82,5 juta dolar AS yang jatuh tempo bulan lalu dengan masa tenggang 30 hari yang berakhir pekan ini. 

"Gagal bayar Evergrande dan Kaisa membuat penurunan pada sektor properti di China yang diikuti oleh sejumlah risiko. pemerintah China harus berperan dalam proses restrukturisasi dengan melakukan pendekatan yang berorientasi pasar," kata analis kredit Federated Hermes, Robin Usson, dilansir Reuters, Jumat (10/12). 

Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Yi Gang mengatakan hak-hak pemegang saham Evergrande dan kreditur akan sepenuhnya dihormati. Yi Gang juga memastikan risiko yang disebabkan krisis Evergrande ini tidak akan berdampak terhadap pasar modal Hong Kong. 

Fitch mendefinisikan default 'terbatas' sebagai indikasi penerbit telah mengalami gagal bayar namun belum memulai proses penutupan seperti pengajuan kebangkrutan. Obligor juga masih tetap beroperasi.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement