REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Erick menyampaikan UMKM memiliki peran strategis bagi perekonomian Indonesia dengan kontribusi signifikan pada produk domestik bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja.
"UMKM juga terbukti tangguh yang mempunyai ketahanan ekonomi tinggi pada saat terjadi krisis sehingga menjadi penopang bagi stabilitas sistem perekonomian nasional," ujar Erick saat peluncuran etalase digital produk UMKM ber-SNI di Jakarta, Selasa (30/11).
Erick menyatakan keberpihakan terhadap UMKM menjadi prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kata Erick, Jokowi juga menyampaikan komitmen mendorong penguatan sektor UMKM saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, beberapa waktu lalu.
"BUMN yang memiliki peran sebagai agen pembangunan turut hadir dalam upaya pengembangan UMKM yang mana setidaknya terdapat lima pola kemitraan BUMN dengan UMKM," ucap Erick.
Erick menjelaskan lima pola kemitraan meliputi pengembangan UMKM naik kelas, termasuk sertifikasi produk UMKM yang melalui layanan 236 rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia; penyediaan akses pembiayaan bank dan nonbank; keterlibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN sehingga menciptakan kerja sama yang berkesinambungan; proses kurasi dan perluasan akses pasar produk UMKM guna memberikan ruang lebih luas bagi UMKM umtuk memasarkan produk secara luring dan daring; serta penyediaan akses tempat usaha, termasuk pada infrastruktur publik seperti bandara, stasiun, pelabuhan, hingga rest area jalan tol.
Menurut Erick, peluncuran etalase digital produk UMKM ber-SNI merupakan salah satu wujud konkret dalam mendukung UMKM naik kelas. "BUMN juga punya peran sangat stategis untuk membantu meningkatkan daya saing UMKM di pasar nasional dan internasional yang didukung kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan seperti kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan swasta," ujar Erick saat peluncuran etalase digital produk UMKM ber-SNI di Jakarta, Selasa (30/11).
Erick menilai pemenuhan standar menjadi salah satu kebutuhan penting bagi pelaku usaha, terutama UMKM yang ingin meningkatkan mutu produk dan memperluas akses pasar. Erick menyampaikan sejumlah BUMN dan anak usaha BUMN seperti PT Pupuk Kaltim, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Sriwidjaja PT Semen Baturaja PT Pelindo, dan PT TWC, juga telah berkolaborasi dengan BSN kepada UMKM binaan untuk memperoleh sertifikat SNI.
"Kami mengimbau BUMN lainnya dapat mengikuti langkah BUMN yang bersinergi dalam pendampingan penerapan SNI," ucap Erick.
Dengan memiliki program pembinaan penerapan SNI kepada UMKM, Erick berharap BUMN bisa lebih berkontribusi meningkatkan kualitas produk dan daya saing UMKM.
Erick menyampaikan perkembangan digital yang terjadi juga harus menjadi peluang dalam mempromosikan UMKM lebih luas. Uppaya pengembangan etalase digital produk UMKM perlu mendapat dukungan semua pihak karena akan dapat mengintegrasikan produk UMKM dengan rantai pasok global.
"Dalam mendukung digitalisasi produk UMKM, Kementerian BUMN telah menghadirkan platform digital yakni Pasar Digital UMKM atau PaDi UMKM yang fasilitasi potensi pelaku UMKM untuk bertemu secara langsung dengan BUMN," lanjut Erick.
Erick menilai platform PaDi UMKM menjadi media yang memberikan peluang bagi UMKM mendapatkan transaksi dan memperluas pasar BUMN. Erick menyebut PaDi UMKM juga bisa saja bekerja sama dengan etalase digital produk UMKM ber-SNI agar memberikan dampak lebih besar bagi UMKM.
"Kami melihat ada peluang yang dapat dikolaborasikan dengan PaDi UMKM yang diharapkan akan semakin menumbuhkan ekosistem bagi UMKM dalam meningkatkan akses pasarnya yang lebih berdaya saing. Kami akan melanjutkan nanti, apa bentuk kerja sama PaDi UMKM dengan etalase digital produk UMKM ber-SNI," katanya.